Ibu Abbas RA. ketika mengertikan
ayat: Wa qhadho rabbuka alla ta buda illa iyyaahu,
wabil walidaini ihsana, imma yablughanna indakal kibara ahaduhuma au kilahuma
fala taqul lahuma uf wala tanharhuma waqul lahuma qoulan karima. (Surah Al Isra ayat 23) Tuhanmu telah menyuruh supaya kamu jangan menyembah
(mengesakan) selain padaNya. Dan terhadap kedua ibu bapa harus berbakti (taat
dan baik) apabila telah tua salah satunya atau keduanya disisimu, maka jangan
menunjukkan sikat atau sikap jemu atau berkata: Cih, kepada keduanya, umpama
jika kau sampai membuang kencing atau najis ibu atau bapa, maka jangan kau
tutup hidungmu dan jangan muram mukamu sebab keduanya telah mengerjakan semua
itu dimasa kecilmu, dan jangan membentak keduanya dan berkatalah dengan lemah
lembut, sopan santun, ramah tamah dan hormat.
Ibu Abbas RA ketika mengertikan
ayat : Wakh fidh lahuma janahadzdzulli minarrahmati,
waqul Robbir hamhuma kama robbayani shorghira. (Surah Al Isra ayat 24) Dan rendahkan dirimu kepada keduanya
serendah-rendahnya dan doakan keduanya: "Ya Tuhan, Kasihanilah
kedua ibu bapaku sebagaimana keduanya telah memeliharaku dimasa kecil.
Mengenai kewajipan terhadap
keduanya dimasa hidup hingga mati, dengan selalu mendoakan untuk keduanya
sesudah matinya. Seorang ulama tabi'in berkata: "Siapa yang mendoakan
kedua ibu bapanya tiap hari lima kali bererti telah menunaikan kewajipabnya
terhadap kedua ibu bapanya." SebabAllah
SWT berfirman: "An usy kurli wali walidaika, ilayyal mashir. "Bersyukurlah
kepadaKu dan kepada kedua ibu bapamu,
kepadaKu kau akan kembali.
Bersyukur kepada Allah
SWT dan mengerjakan sembahyang lima waktu tiap hari, maka syukur
terhadap ibu bapa juga harus lima kali tiap hari. Firman Allah
SWT: "Robbukum a'lamu bima fi nufusikum in takunu shalihina fa innahu kana
lil awwabina ghafura.: "Tuhanmu lebih mengetahui apa yang didalam hatimu,
jika kamu benar-benar baik (solih) maka sesungguhnya Tuhan itu terhadap orang
yang salah lalu kembali taubat, ia maha pengampun. (Surah Ali-Isra ayat 25)
Hak yang harus dilaksanakan oleh
anak terhadap ibu dan ayah ada sepuluh iaitu:
·Jika orang tua berhajat kepada makan harus diberi
makan
·Jika berhajat pada pakaian harus diberi pakaian. Rasulullah SAW ketika menerangkan ayat: "Wa sha hib huma
fiddunnya ma'rufa.: "Bantulah kedua orang tua didunia dengan baik, yakni
supaya diberi makan jika lapar dan pakaian jika tidak berpakaian.
·Jika berhajat bantuan harus dibantu
·Menyambut panggilannya
·Mentaati semua perintahnya asalakn tidak menyuruh
berbuat maksiat dan ghibah (Kasari orang)
·Jika berbicara kepada keduanya harus lunak, lemah lembut dan sopan
·Tidak boleh memanggil nama kecilnya (Jambal/
gelaran)
·Jika berjalan harus dibelakangnya
·Suka untuk orang tuanya apa yang ia suka bagi
dirinya sendiri, dan membenci bagi keduanya apa yang tidak suka bagi dirinya
sendiri
·Mendoakan keduanya supaya mendapat pengampunan Allah SWT dan rahmatNya Sebagaimana doa Nabi Nuh AS dan Nabi
Ibrahim AS.: "Robbigh fir li waliwalidayya robbanagh fir li waliwalidayya wa lil
muminin wal mu'minati yauma yaqumul hisab: "Ya Tuhan kami, ampunkan kami dan kedua ibu bapa kami
dan semua kaum muslimin pada hari perhintungan hisab/hari kiamat. Seorang
sahabat berkata: "Tidak suka mendoakan kedua orang tua itu mungkin
menyebabkan kesulitan penghidupan anak." "Dan apakah mungkin
memuaskan orang tua yang telah mati?" beliau ditanya. Jawabnya: " Ya,
dengan tiga macam iaitu:
·Dia sendiri menjadi orang soleh sebab menyenangkan
kedua orang tuanya
·Menghubungi keluarga dan sahabat-sahabat kedua
orang tuanya
·Membaca istighfar dan mendoakan serta bersedekah untuk kedua
orang tuanya itu. Al-Ala' bin Abdirrahman dari ayahnya dari Abuhurairah RA
berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: " Jika mati anak Adam putus
(terhenti) semua amal perbuatan (kegiatannya), kecuali tiga macam iaitu:
·Sedekah jariah yang berjalan terus (wakaf-wakarnya)
·Ilmu yang berguna (yang diajarkan sehingga
orang-orang melakukan ajarannya)
·Anak yang soleh yang selalu mendoakan pengampunan
untuknya.
Nabi Muhammad SAW bersabda: " Jangan memutus hubungan pada
orang yang dahulu kawan baik pada orang tuamu, nescaya akan padam nur cahayamu." Seorang dari suku Bani
Saliman datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya:
"Kedua orang tuaku telah mati, apakah ada jalan untuk berbakti pada
keduanya sesudah mati itu?" Jawab Nabi muhammad SAW : "Ya, membaca istighfar untuk keduanya dan
melaksanakan wasiat keduanya dan menghormati sahabat-sahabat keduanya dan
menghubungi keluarga dari keduanya."
Abul Laits Assamarqandi
meriwayatkan dengan sanadnya daripada Abu Hurairah RA berkata Nabi
Muhammad SAW bersabda: "Hak anak yang harus dilaksanakan oleh orang
tua ada tiga iaitu:
1.Memilihkan nama yang baik ketika lahir
2.Mengajari kitab Allah SWT (Memberi
didikan agama)
3.Harus dikahwinkan jika telah dewasa (jangan sampai tergoda sehingga
berlacur)
Seorang datang kepada Umar RA
berkata: "Puteraku ini durhaka kepadaku." Maka datang Umar RA berkata
kepada anak lelaki itu: "Apakah kau tidak takut kepada Allah SWT? Engkau telah berbuat
durhaka terhadap ayahmu, engkau tahu kewajipan anak untuk orang tuanya
......(begini dan begitu). Lalu anak itu bertanya: "Ya Amirul mu'minin,
apakah anak itu tidak berhak terhadap ayahnya?" Jawab Umar: "Ada hak
yakni harus memilihkan ibu yang bangsawan, jangan sampai tercela kerana ibunya,
harus memberi nama yang baik, harus mengajari kitab Allah
SWT." Maka berkata anak itu: "Demi Allah, dia tidak memilihkan untukku ibuku, dia membeli budak
wanita dengan harga 400 dirham dan itu ibuku, dia tidak memberi nama yang baik
untukku, saya dinamai kelawar jantan dan saya tidak diajari kitab Allah
SWT. walau satu ayat."
Maka Umar RA menoleh kepada ayahnya dan berkata: "Engkau telah durhaka
kepada anakmu sebelum ia durhaka kepadamu. Pergilah engkau dari sini."
Abul Laits berkata: "Saya
telah mendengar ayahku bercerita dari Abu Hafsh Alyaskandi seorang ulama di
Samarqand ketika didatangi oleh seorang yang mengeluh kerana dipukul oleh
anaknya hingga sakit. Abu Hafsh berkata: Subhanallah, apakah ada anak yang memukul
ayahnya?" Jawab lelaki itu: "Benar, saya dipukul hingga sakit."
lalu ditanya: "Apakah kau tidak mendidik anakmu dengan adap dan sopan?"
Jawab lelaki itu: "Tidak." "Apakah sudah diajari al-quran?"
ditanya lagi. Jawab lelaki itu: "Tidak." "Lalu apakah pekerjaan
anak mu itu?" "Anak ku itu bertani." Jawab lelaki itu. Abi Hafsh
berkata: "Engkau tahu mengapakah dia memukul engkau?" Jawabnya:
"Tidak." Abu Hafsh berkata: "Mungkin ketika ia sedang diatas
himar menuju kesawah ladang menyanyi dan bersiul sedang dikanan kirinya kerbau
dan lembu dan dibelakangnya anjing, tiba-tiba engkau menegur padanya, kerana ia
mengira engkau itu lembu sedang mengganggu maka ia memukul engkau, sungguh
beruntung dan ucapkan Alhamdulillah kerana ia tidak memukul kepalamu."
Tsabit Albunani berkata: "Ada
seorang memukul ayahnya disuatu tempat dan ketika anak itu ditegur orang-orang:
Mengapakah sedemikian? Jawabnya: "Biarlah ia kerana saya dahulu telah
memukul ayahku ditempat ini, maka kini aku dibalas anakku memukul aku ditempat
ini, semoga ini menjadi tebusan itu dan ia tidak dapat disalahkan."
Ahli Hikmah berkata: "Siapa
durhaka terhadap kedua ibu bapanya, maka tidak terasa kesenangan dari anaknya.
Dan siapa tidak musyuarat dalam urusan-urusannya tidak tercapai hajatnya dan
siapa yang tidak mengalah kepada keluarganya (isterinya) maka akan hilang
kesenangan hidupnya.
Asysya'bi meriwayatkan dari Nabi
Muhammad SAW bersabda: "Allah
akan merahmati kepada ayah yang membantu anaknya untuk berbakti taat kepadanya,
yakni tidak menyuruh sesuatu yang dikhuatiri anak itu tidak dapat
melaksanakannya."
Alfudhail bin Iyadh berkata:
"Orang yang sempurna kemanusiaannya iaitu yang taat kepada kedua ayah
ibunya, dan menghubungi kerabatnya dan hormat pada kawan-kawannya dan baik
budinya kepada keluarga dan anak-anaknya serta pelayan-pelayannya dan menjaga
agamanya dan memperbaiki harta kekayaannya dan menyedekahkan kelebihan hartanya
dan memelihara lidahnya dan tetap tinggal dirumahnya (yakni tekun dalam ibadat
kepada Tuhannya) dan amal pekerjaannya dan tidak berkumpul dengan
orang-orang yang suka membicarakan hal orang lain."
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Empat
macam sebagai syarat kebahagiaan seseorang iaitu jika isterinya solihah,
anak-anaknya taat, kawan-kawannya orang-orang yang soleh dan penghasilan
rezekinya didalam negerinya."
Yazid Arraqqasyi meriwayatkan dari
Anas RA berkata: "Tujuh macam yang dapat diterima pahala sampai sesudah
matinya iaitu:
·Siapa yang membangunkan masjid maka tetap mendapat
pahalanya selama ada orang sembahyang didalamnya.
·Siapa yang mengalirkan air sungai, selama ada yang
minum daripadanya.
·Siapa yang menulis mushaf, ia mendapat pahala
selama ada orang yang membacanya.
·Orang yang menggali perigi, selama masih ada orang
mempergunakan airnya.
·Siapa yang menanam tanaman, selama dimakan oleh
orang atau burung.
·Siapa yang mengajar ilmu yang berguna, selama
dikerjakan oleh orang yang mempelajarinya.
·Orang yang meninggalkan anak yang soleh yang
mendoakan dan membaca istighfar baginya, yakni jika mendapat anak laludiajari
ilmu dan al-quran, maka ayahnya akan mendapat pahalanya selama anak itu
melakukan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi pahala anak itu sendiri, sebaliknya
jika dibiasakan berbuat maksiat, fasik maka ia mendapat dosanya tanpa
mengurangi dosa orang yang berbuat sendiri.
Sebagaimana riwayat Abuhurairah RA
berkata: "Nabi Muhammad SAW bersabda:"Jika telah mati anak
Adam maka terhenti amalnya kecuali tiga macam iaitu:
·Sedekah yang berjalan terus, ilmu yang berguna dan
diamalkan, anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.
No comments:
Post a Comment