DOA

‘Ya Allah, rahmatilah pembaca blog ini, sihatkan ia, ampunilah dosa-dosanya, berkatilah amalannya, janganlah Engkau balikkan hatinya setelah Engkau beri petunjuk dan hidayah kepadanya dan Ya Allah masukkanlah ia dan keluarganya kedalam syurga FirdausMu serta jauhkanlah ia dan keluarganya dari azab nerakaMu. Sesungguhnya Ya Allah, hanya kepada Engkau kami sembah dan hanya kepada Engkau sahajalah kami meminta pertolongan. Ya Allah jika rezeki pembaca blog ini masih diatas langit, turunkanlah ia, jika rezekinya di dalam bumi, keluarkanlah ia, jika rezekinya jauh, dekatkanlah ia, jika rezekinya haram, sucikanlah ia dan jika rezekinya sukar, Engkau permudahkanlah ia” Ya Allah kurniakanlah kepada kami segala kebaikan sebagaimana yang Engkau kurniakan kepada hamba-hamba Mu yang soleh.'

Wednesday, February 24, 2016

Pentingnya Taubat Buat Setiap Mukmim (Wajib Baca)

 "Taubat itu penting" kerana setiap manusia tidak pernah lepas dari dosa. Setiap saat atau setiap waktu, manusia cenderung berbuat dosa, baik itu disengaja maupun tidak sengaja. Jadi, adanya taubat ini untuk menghapus dosa kita. Cuba kita bayangkan apabila tidak ada yang namanya taubat, semua manusia akan bingung pada saat dihisab kerana dosa-dosanya terlalu banyak. "Taubat itu penting" kerana memang Allah memerintahkan taubat kepada kita. Dalam Al-Qur`an perintah taubat ditujukan kepada orang-orang beriman. "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."(At-Tahrim: 8) "Taubat itu penting" kerana Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang bertaubat setelah berbuat dosa, "…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan dirinya." (Al-Baqarah: 222) Jadi, taubat itu harus kita lakukan…. tanpa harus menunggu hingga nyawa berpisah dari badan dan sampai kita berbuat dosa lagi (dan kita memang mengharapkan tidak akan berbuat dosa lagi)
Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Ubaid bin Umair berkata: "Adam a.s berkata: "Ya Rabbi, Engkau telah memenangkan Iblis atasku sehingga aku tidak dapat mengelakkan diri padanya kecuali dengan pertolonganMu."
Firman Allah SWT: "Tiada lahir seorang anak keturunanmu melainkan telah aku datangkan kepadanya yang menjaganya dari tipu daya iblis, dan dari jin-jin yang jahat."
Adam berkata: "Tambahkan bagiku."
Jawab Allah SWT: "Aku beri pahala setiap hasanat sepuluh lipat ganda dan ada harapan ditambah, sedang kejahatan satu lawan satu, dan ada harapan dihapuskan."
Adam berkata: "Tambahkan bagiku."
Firman Allah SWT: "Taubat tetap diterima selama roh dikandung badan."
Adam berkata: "Tambahkan bagiku."
Firman Allah SWT: "Qul ya ibadziyal ladzina asrafu ala anfusihim lataq nathu min rahmatillahi innallaha yagh firudzdzunuha jami'a, in nahu hauwal ghafururrahiem." Yang bermaksud: "(Katakanlah: Hai hambaKu yang telah memboros dari menggunakan masa hidup untuk amal yang tidak berguna) kamu jangan putus harapan darirahmat Allah, sesungguhnya Allah dapat mengampunkan semua dosa, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi penyayang.)"

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a berkata: "Bahawasanya Wahsyi yang membunuh Hamzah r.a, pakcik Rasulullah SAW menulis surat kepada Rasulullah SAW dari Mekkah: "Sesungguhnya saya ingin masuk Islam tetapi terhalang oleh ayat (Yang berbunyi): Walladzina laa yad-una Allahi ilahanakhara, wala yaqtuluna nafsallati harramallahu illa bilhaqqi walla yaznun, waman yaf'al dzalika yaiqa atsaamaa. (Yang bermaksud - Dan mereka yang tidak mempersekutukan Allah dengan tuhan yang lain dan tidak membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah kecuali dengan hak dan tidak berzina, dan siapa yang berbuat itu maka ia menanggung dosa-dosa. Sedang saya telah berbuat semua itu, maka apakah ada jalan bagiku untuk taubat?"
Maka turun ayat yang berbunyi: "Illa man taba waamana wa amila amalan salihin fa ula ika yubaddilullahu sayyiantihim hasanaat." (Yang bermaksud): Kecuali orang yang taubat dan beriman soleh, maka untuk mereka Allah akan menggantikan dosa-dosa mereka dengan hasanat.
Maka Nabi Muhammad SAW mengirim ayat tersebut kepada Wahsyi lalu dijawab oleh Wahsyi: "Bahawa didalam ayat ini ada syarat iaitu harus beramal soleh, sedang saya belum tahu apakah dapat melakukan amal soleh atau tidak." Maka turun ayat (Yang berbunyi): "Inna Allah la yagh firu yusyraka bihi wayaghfiru ma dunia dzalika liman yasya'u." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni pada siapa yang mempersekutukanNya dan mengampuni semua dosa selain syirik itu, bagi siapa yang dikehendakiNya."
Ayat ini dikirimkan kepada Wahsyi. Jawab Wahsyi: "Didalam ayat ini juga ada syarat dan saya tidak mengetahui apakah Allah SWT hendak mengampuni saya atau tidak." Maka turun ayat (Yang berbunyi): "Qul ya ibadiyalladzina ala antusikum, laa' taqnathu min rahmatillahi innallah yagh firudz dzunuba jami a innahu huwal ghafurrahiem." (Yang bermaksud): "Katakanlah: Hai hambaKu yang telah memboros diri, janganlah kamu putus harapan dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah dapat mengampuni semua dosa, sungguh Allah maha pengampun lagi penyayang.
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Sufyan berkata: "Muhammad bin Abdulrahman Assulami menulis surat kepadaku: Ayahku menceritakan kepadaku: Saya duduk dekat Nabi Muhammad SAW diMadinah, lalu ada seorang diantara mereka berkata: Saya telah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: Siapa yang taubat sebelum mati setengah hari, maka Allah SWT memaafkan padanya. Lalu saya bertanya: Benarkah kau mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda demikian? Jawabnya: Ya. Tiba-tiba ada lain sahabat berkata: Saya telah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: Siapa taubat sebelum matinya sekira sesaat, maka Allah SWT memaafkan baginya. Kemudian ada yang lain berkata: Saya telah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: Siapa taubat sebelum tercabut nyawa dari tenggoroknya maka Allah SWT memaafkan baginya."

Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin Mutharrif berkata: "Allah SWT berfirman: Amboi, anak Adam berbuat dosa lalu minta ampun, maka Aku ampunkan tetapi kemudian ia mengulangi dosanya lalu minta ampun, maka Aku ampunkan, amboi kasihan, ia tidak dapat meninggalkan dosanya tetapi ia pula tidak putus harapan dari rahmatKu, hai para MalaikatKu, Aku persaksikan kepada kamu bahawa Aku telah mengampuni baginya."

Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Al-a'masy dari seorang dari Mughits bin Sumai berkata: "Ada seorang pada ummat-ummat yang dahulu, ia selalu berbuat maksiat, maka pada suatu hari ketika ia sedang berjalan, teringat pada perbuatan-perbuatannya yang lalu, maka ia berdoa: Allahumma ghufranaka (Yang bermaksud) Ya Allah, aku harap ampunanMu sebanyak tiga kali, mendadak ia mati, maka Allah SWT mengampuni baginya."

Muhammad bin Ajlan dari Makhul berkata: "Saya mendapat keterangan bahawa Nabi Ibrahim a.s. ketika diperlihatkan oleh Allah SWT alam malakut dilangit, ia melihat hamba Allah dibumi yang sedang berzina, maka ia berdoa sehingga binasalah hamba itu, kemudian ia melihat orang yang sedang mencuri, maka ia berdoa sehingga dibinasakan oleh Allah SWT, lalu Allah SWT berkata kepadanya: "Ya Ibrahim, biarkan urusan hambaKu kerana hambaKu itu diantara ia bertaubat maka Aku memaafkan atau akan melahirkan turunan yang ibadat kepadaKu atau ia memang celaka, maka untuknya telah tersedia jahanam untuk tempatnya dihari kemudian."
Abul-Laits berkata: "Berita ini sebagai dalil bahawa seorang hamba bila bertaubat maka Allah SWT menerima taubatnya dan mengampuninya, kerana itu seharusnya manusia tidak putus harapan dari rahmat Allah SWT. Firman Allah SWT yang berbunyi: "Innahu layaiasu min rauhillah illal qaumul kafirun." (Yang bermaksud) "Sesungguhnya tidak akan patah dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir." Di lain ayat pula berbunyi: "Wahuwalladzi yaqbalut taubata an ibadihi waya'fu annissanyyi ati." (Yang Bermaksud): " Dialah Allah yang menerima taubat hamba-hambaNya dan memaafkan perbuatan-perbuatan yang jelek (dosa): (Ash-Shuraa: 25). Maka seharusnya bagi seorang yang sempurna akal bertaubat pada tiap waktu supaya tidak tergolong pada orang-orang yang dalam derhaka, sebab seorang yang selalu bertaubat tidak dianggap selalu didalam dosa meskipun ia mengulangi dosa itu sehari sampai tujuh puluh kali, sebagaimana riwayat Abubakar Assidiq r.a dari Rasulullah SAW bersabda: "Tidak dianggap terus menerus berbuat dosa orang yang selalu membaca istighfar (minta ampun) meskipun ia mengulangi dalam sehari tujuh puluh kali. Rasulullah SAW juga bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya saya bertaubat kepada Allah tiap hari seratus kali."

Ali bin Abi Talib r.a. berkata: "Saya bila mendengar langsung dari Rasulullah SAW maka saya pergunakan dan bila diberitahu oleh lain orang maka saya sumpah jika ia berani sumpah saya percaya. Abu bakar r.a berkata: "Rasulullah SAW bersabda: "Tidak seorang hamba yang berdosa kemudian ia wudhu dengan sempurna kemudian solat dua rakaat dan membaca istighfar (minta ampun) kepada Allah melainkan diampunkan oleh Allah baginya. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat (Yang berbunyi): "Wa man ya'mal su'an yadh lim nafsa hu tsumma yas tagh firillah yajidillaha ghafura rahiema. (Yang bermaksud): Dan siapa berbuat kejahatan atau aniaya pada diri sendiri kemudian membaca istighfar (minta ampun) pasti akan mendapatkan Allah maha pengampun lagi penyayang."
Dilain riwayat Rasulullah SAW memperdengarkan ayat: "Walladzina idza fa'lahu fahisyatan au dhalamu anfusahum dzakarullaha fastagh faru lidzu-nubihim, waman yagh firudzdzunuba illa Allah, walam yashirru ala maa fa'alu wahum ya'lamun (135) Ula'ika jazaa'uhum maghdiratun min rabbihim wa jannatun tajri min tahtihal anharu kholidina fiha wani'ma ajrul amilin (136). (Yang bermaksud): "Dan mereka yang bila berbuat kekejian atau zalim terhadap siri sendiri, langsung ingat kepada Allah lalu minta ampun dari dosa mereka, mengerti benar-benar bahawa tiada yang mengampunkan dosa kecuali Allah, dan tidak merahajalela dalam dosanya, sedang mereka mengetahui. Untuk mereka tersedia pengampunan Tuhan dan syurga yang mengalir dari bawahnya beberapa sungai, kekal mereka didalamnya, sebaik-baik pahala bagi yang beramal." (Al-Imran: 135-136)

Al-Hasan Albashri berkata: "Nabi Muhammad SAW bersabda: " Ketika Allah SWT menurunkan iblis laknatullah ia berkata: Demi kemuliaanMu, saya tidak akan melepaskan anak Adam sehingga ia terpisah dengan rohnya, maka dijawab Allah SWT: Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku tidak akan menutupkan jalan taubat dari hambaKu sehingga rohnya berada ditenggoroknya (hampir mati)."

Al-Qasim meriwayatkan dari Abu Umamah Albahili r.a berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Malaikat yang dikanan lebih kuasa terhadap malaikat yang dikiri, maka bila seseorang berbuat kebaikan, langsung dicatat olehnya sepuluh hasanat dan apabila berbuat kejahatan lalu akan ditulis oleh malaikat kiri, diperingatkan oleh yang dikanan, tahan dahulu kira-kira enam atau tujuh jam, maka bila ia membaca istighfar (minta ampun) atau dicatat apa-apa, dan jika tidak membaca istighfar, lalau dicatat satu kejahatan (sayyi'at)."

Abul-Laits berkata: "Ini sesuai dengan hadis (Yang berbunyi): "Atta'ibu minzda-dzanbi kaman la dzanba lahu." (Yang bermaksud): "Orang yang taubat dari dosa bagaikan tidak berdosa." Dilain riwayat pula berbunyi: "Sesungguhnya seorang hamba jika berbuat dosa, tidak segera dicatat sehingga berbuat dosa yang lain, kemudian jika berbuat dosa lagi, juga tidak ditulis sehingga berbuat dosa yang ketiga, maka jika berkumpul lima dosa, sedang yang lima digantinya lima dosa itu. Maka disitu iblis laknatullah menjerit: Bagaimana saya akan dapat membinasakan anak Adam, sedang saya telah berusaha untuk menjerumuskan lima kali, tiba-tiba dibatalkan dengan satu hasanat, maka hilang semua usahaku itu."

Shafwan bin Assaal Almuradi r.a. berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Disebelah barat ada pintu gerbang besar yang dibuat oleh Allah untuk pintu taubat lebarnya sekira perjalanan 40-70 tahun, tetap terbuka dan tidak ditutup sehingga matahari terbit dibarat." Said bin Almusayyab mengertikan ayat (Yang berbunyi): "Innahu kaana awwabina ghafura." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah bagi orang yang selalu kembali kepadaNya maha pengampun." Iaitu orang yang berdosa kemudian bertaubat kemudian berdosa lagi dan bertaubat.
Seorang ahli hikmah berkata: "Sifat orang aarif (yang menegnal Allah SWT) ada enam iaitu:
Jika ingat kepada Allah SWT maka dia berbangga.
Jika ingat pada dirinya maka dia merasa rendah.
Jika melihat ayat-ayat Allah SWT maka dia mengambil iktibar.
Jika ingin bermaksiat maka dia menahan diri
Jika ingat maafnya Allah SWT maka dia gembira
dan Jika ingat dosa-dosanya maka minta ampun

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Azzuhri r.a berkata: " Pada suatu hari Umar masuk kepada Nabi Muhammad SAW sambil menangis. maka ditanya:" Ya Umar, mengapakah kau menangis?"
Jawabnya: "Ya Rasulullah, dimuka pintu ini ada seorang pemuda telah membakar hatiku sambil menangis."
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Ya Umar, masukkan dia kepadaku." Maka dimasukkan sambil menangis dan ditanya Nabi Muhammad SAW: "Hai pemuda, apakah yang menyebabkan kau menangis?"
Jawabnya: "Ya Rasulullah, saya menangis kerana dosa-dosaku banyak sedang aku takut kepada Tuhan yang Maha Perkasa sedang murka kepadaku."
Nabi Muhammad SAW bertanya: "Apakah kau mempersekutukan Allah SWT, hai pemuda?"
Jawabnya: "Tidak."
Nabi Muhammad SAW bertanya lagi: "Apakah kau membunuh jiwa tanpa hak?"
Jawab pemuda itu: "Tidak."
Sabda Nabi Muhammad SAW "Maka Allah SWT akan mengampunkan dosamu walaupun sebesar tujuh petala langit dan bumi dan bukit-bukit."
Jawab pemuda itu: "Ya Rasulullah, dosa ku lebih besar dari langit, bumi dan bukit-bukit."
Nabi Muhammad SAW bertanya: "Dosamu lebih ataukah Alkursi?"
Jawab pemuda itu: "Dosaku lebih besar."
Nabi Muhammad SAW bertanya lagi: "Dosamu lebih besar ataukah arsy?"
Jawab pemuda itu: "Dosaku lebih besar."
Nabi Muhammad SAW bertanya lagi: "Dosamu lebih besar atau maafnya Allah SWT?"
Jawab pemuda itu: "Maafnya Allah SWT lebih besar."
Sabda Nabi Muhammad SAW: "Sungguh tidak dapat mengampunkan dosa besar kecuali Allah SWT yang Maha Besar, yang Maha Maaf dan AmpunanNya. Hai pemuda beritakan kepadaku, apakah dosamu itu?"
Jawab pemuda itu: "Jawabnya: "Saya malu dari engkau, ya Rasulullah."
Nabi Muhammad SAW menekan: "Beritakan kepadaku apakah dosamu itu?"
Jawab pemuda itu: "Ya Rasulullah, saya tukang gali kubur sejak tujuh tahun lalu dan pada suatu hari saya menggali kubur gadis dari kaum Ansar dan setelah saya telanjangi dari kafannya, saya tinggalkan tetapi tidak jauh bangkit hawa nafsuku, maka saya kembali dan mensetubuhi mayat gadis itu hingga puas lalu saya tinggalkan, belum jauh tiba-tiba gadis itu bangkit dan berkata: "Celaka kau hai pemuda, tidakkah malu engkau dari Tuhan yang akan membalas pada hari pembalasan kemudian, bila tiba masanya tiap orang zalim akan dituntut oleh orang yang dianiaya, kau biarkan saya telanjang dan kau hadapkan aku dihadapan Allah sebagai orang janabat."
Nabi Muhammad SAW mendengar keterangan itu segera bangkit bagaikan terdorong dari belakang sambil berkata: "Hai fasik, alangkah layaknya engkau masuk neraka, keluarlah dari sini."
Maka keluarlah pemuda itu bertaubat kepada Allah SWT selama empat puluh hari dan pada malam keempat puluh ia melihat kelangit sambil berkata: "Ya Tuhannya Nabi Muhammad, Nabi Adam dan ibu Hawa, jika Engkau telah mengampunkan aku maka beritahulah kepada Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya, jika tidak maka kirimkan pada aku api dari langit dan bakarlah aku didunia ini, dan selamatkan aku dari siksa akihirat." Maka turun malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan sesudah memberi salam ia berkata: "Ya Muhammad, Tuhanmu memberi salam kepadamu."
Jawab Nabi Muhammad SAW "Dialah Assalam, dan daripadanya salam kepadamu dan kepadaNya segala keselamatan."
Jibril berkata: "Allah bertanya, apakah kau menjadikan makhluk?"
Jawab Nabi Muhammad SAW "Bahkan Allah yang menjadikan aku dan semua makhluk."
Lalu ditanya: "Apakah kau memberi rezeki kepada mereka?"
Nabi Muhammad SAWmenjawab: "Bahkan Allah memberi rezeki kepadaku dan mereka."
Kemudian ditanya lagi: "Apakah kau memberi taubat kepada mereka?."
Nabi Muhammad SAW menjawab: "Bahkan Allah memberi taubat kepadaku dan mereka."
Lalu Jibril berkata Allah SWT berfirman: " Maafkanlah hambaKu itu kerana Aku telah memaafkan padanya."
Maka Nabi Muhammad SAW segera memanggil pemuda itu dan memberitahu padanya bahawa Allah SWT telah menerima taubat kepadanya dan memafkannya."
Abul-Laits berkata: "Seharusnya orang yang berakal memperhatikan kejadian ini dan mengerti bahawa zina dengan yang masih hidup itu lebih besar dosanya daripada zina dengan mayat. Juga harus bertaubat yang betul (sungguh-sungguh) sebagaimana pemuda itu ketika taubatnya benar-benar maka Allah SWT memaafkannya."
Ibn Abbas r.a ketika menerangkan ayat (Yang berbunyi): "Ya ayyuhal ladzina amanu tubu ilallahi taubatan nashuha." (Yang bermaksud): "Hai orang yang beriman, taubatlah kamu kepada Allah taubat yang nashuha (Sesungguh-sungguhnya)." Iaitu menyesal dalam hati dan istighfar dengan lidah dan niat tidak akan mengulangi lagi selamanya. Ada riwayat bahawa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Istighfar hanya dengan mulut sedang tetap terus berbuat dosa bagaikan mempermainkan Tuhannya."

Rabi'ah al-Adawiyah berkata: "Istighfar kami memerlukan kepada istighfar yang banyak, iaitu istighfar dengan lidah sedang hatinya niat akan mengulangi perbuatan dosanya, maka taubatnya ialah taubat orang yang dusta dan ini tidak bernama taubat sebab syarat taubat ini ada tiga iaitu:
Menyesal dalam hati
Istighfar dengan lidah
dan niat tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi.
Jika demikian maka pasti Allah SWT mengampunkan baginya walau bagaimana besarnya dosa itu sebab Allah SWT itu suka memaafkan pada hambaNya. Pernah terjadi pada suatu masa dahulu raja Bani Israil diberitahu bahawa ada seorang ahli ibadah yang taat, maka raja itu tertarik sehingga ia memanggil orang ibadat itu dan diminta supaya suka menjadi sahabat raja dan sering datang keistana. Maka oleh orang ibadat itu menjawab: "Tawaran tuan raja itu baik tetapi bagaimana andaikan pada suatu hari saya bermain-main dengan babu raja, bagaimana tuan raja akan berbuat terhadap aku?" Tiba-tiba raja itu menjadi marah dan berkata: "Hai pelacur, kau berani berbuat itu didepanku?" Lalu ahli ibadat itu berkata: "Saya telah mempunyai Tuhan yang sangat pemurah, andaikan saya berbuat tujuh puluh kali dosa, nescaya tidak murka dan tidak mengusir aku bahkan tidak dikurangi rezekiku, maka bagaimana saya akan meninggalkan pintu Tuhan dan pindah pada orang sudah marah kepadaku sebelum aku bersalah, maka bagaimana kalau benar-benar engkau melihat aku telah berbuat salah (dosa) itu." Kemudian dia keluar dari istana raja itu.

Abul-Laits berkata: "Dosa ada dua macam iaitu dosa antara kamu dengan Allah SWT dan dosa antara kamu dengan semua manusia. Adapun antara kamu dengan Allah SWT maka syarat taubatnya ada tiga iaitu:
Menyesal dalam hati
Istighfar dengan lidah
dan niat tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi.
Maka siapa yang melakukan tiga syarat ini, tidak bangun dari tempatnya melainkan sudah diampunkan oleh Allah SWT kecuali jika ia meninggalkan salah satu fardhu yang diwajibkan oleh Allah SWT maka tidak berguna taubatnya selama belum menyelesaikan kewajipan terhadap dirinya itu, lalu menyesal dan istghifar. Adapun dosa yang terjadi antaramu dengan sesama manusia maka selama mereka belum menghalalkan, maka tidak berguna bagimu taubat."

Seorang ulama tabi'in berkata: "Adakalanya seorang yang berdosa, selalu teringat akan dosa dan menyesal serta minta ampun sehingga ia masuk syurga, sehingga syaitan laknatullah mengeluh: “Celaka diriku, andaikan aku tahu nescaya tidak aku jerumuskan ia kedalam dosa itu."

Abubakar Alwasithi berkata: "Sabar tidak keburuan dalam segala perbuatan itu baik kecuali dalam tiga macam iaitu:
Ketika tiba waktu solat maka harus segera dilaksanakan
Ketika kematian harus segera diselesaikan dan dikuburkan secepat mingkin dan
Ketika akan taubat dari dosa maka jangan ditunda

Seorang Hakiem berkata: "Taubat seseorang akan ternyata dalam empat macam iaitu:
Jika telah dapat mengendalikan lidahnya daripada dusta, ghibah dan kata-kata yang tidak penting baginya
Jika sudah tidak ada rasa hasud, dengki, iri hati terhadap semua manusia
Jika telah menjauhi teman-teman yang busuk dan
Selalu siap menghadapi maut, rajin dalam taat dan selalu istighfar menyesali dosa.
Seorang Hakiem ditanya: "Apakah ada tanda bahawa taubat itu telah diterima?" Jawabnya: "Ya, ada empat tanda iaitu:
Putus hubungan dengan kawan-kawan yang tidak baik dan bersahabat dengan orang-orang solihin
Menghentikan semua maksiat dan rajin melakukan taat
Hilang rasa kesenangan kepada dunia kepada hatinya dan selalu ingat kesusahan akhirat
Percaya pada jaminan Allah SWT dalam soal rezeki, lalu sibuk mengerjakan perintah Allah SWT
Maka bila terdapat semua sifat itu ia termasuk pada ayat yang berbunyi: "Innallaha yuhibbuttawwabina wa yuhibbul metathahirin. (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah kasih pada orang yang taubat dan kasih pada orang yang suka bersuci."
Kemudian ia berhak dari orang-orang empat macam iaitu:
Mereka cinta kepadanya kerana Allah telah cinta kepadanya
Mereka akan memeliharanya dengan selalu mendoakannya
Mereka lupa terhadap dosa-dosanya yang lalu
Mereka selalu mendekat dan membantu serta mendekatinya
Dan Allah SWT akan memuliakannya dengan empat macam perkara iaitu:
Melepaskannya dari dosa sehingga seolah-olah tidak pernah berdosa
Dicintai Allah SWT
Dipeliharanya dari gangguan syaitan laknatullah
Diamankan dari rasa takut sebelum keluar dari dunia
Seperti mana firman Allah SWT: "Tatanazzalu alaihimul malaikatu alla takhafu wala tahzanu, waabsyiru bil jannatillati kuntum tu'adun." (Yang bermaksud): "Akan turun kepada mereka malaikat yang memberitahu supaya jangan takut dan jangan susah dan sambutlah khabar baik kamu akan masuk syurga yang telah dijanjikan untukmu."
Khalid bin Ma'dan berkata: "Jika orang-orang yang taubat itu telah dimasukkan kesyurga mereka bertanya: "Tidakkah Tuhan berjanji bahawa kami akan melewati neraka sebelum masuk syurga?" Maka dijawab: "Ketika kamu melaluinya ia sedang padam."

Alhasan berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Ketika selesai melaksankan hukum rejam terhadap wanita yang berzina sehingga mati, lalu mensolatkannya, ditegur oleh sebahagian sebahat Rasulullah SAW: Ya Rasulullah, engkau yang menghukum rejam kemudian kamu solatkannya?" Jawab Rasulullah SAW: Sungguh ia telah taubat yang andaikan ia berbuat tujuh puluh kali seperti itu nescaya diampunkan Allah, yakni ia telah taubat benar-benar dan taubat yang benar-benar itu pasti diterima meskipun bagaimana besarnya dosa, tetap akan diampunkan."

Juga diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bersabda: "Siapa yang mengejek seorang mukmin kerana dosa, maka ia bagaikan yang mengerjakannya dan layak bila Allah menjerumuskannya kedalam dosa itu. Dan siapa yang mengejek orang mukmin kerana suatu dosa, maka ia tidak akan keluar dari dunia sehingga melakukan dosa itu dan terbuka rahsianya dimuka umum sehingga merasakan malunya."

Abul-Laits berkata: "Seorang mukmin tidak sengaja berbuat dosa sebab Allah SWT berfirman : "Wa karraha ilaikumul kufra walfusuqa wal ishyan." (yang bermaksud): "Dan Allah membencikan kepadamu kekafiran, kefasikan dan maksiat." Kerana itu seorang mukmin tidak mungkin sengaja berbuat dosa tetapi boleh terjadi padanya disaat ia lalai, tidak kuat menahan nafsu syahwat yang sedang meluap, kerana itu tidak boleh dicemuhkan, jika ia telah bertaubat.

Ibn Abbas r.a. berkata: "Jika seorang hamba taubat dan diterima oleh Allah SWT, maka Allah SWT melupakan malaikat yang mencatat amal apa yang telah mereka tulis, juga anggota badannya pun lupa apa yang pernah dilakukan dari dosa, juga Allah SWT melupakan bumi dimana ia berbuat dosa diatasnya, supaya ia datang pada hari kiamat dan tiada sesuatupun yang menyaksikan perbuatan yang pernah dilakukan itu.

Ali bin Abi Thalib ra berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tertulis dikeliling arsy sebelum dijadikan makhluk sekira empat ribu tahun: "Wainni laghaffarun liman taba wa aamana wa amila shaliha tsumahtada. (Yang bermaksud): Sesungguhnya Aku (Allah SWT) Maha Pengampun bagi siapa yang taubat dan beriman dan beramal soleh dan mengikuti petunjuk."

Abil-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata: "Nabi Muhammad SAW menceritakan bab pintu taubat, lalu ditanya oleh Umar bin Alkhatab: "Apakah pintu taubat itu, ya Rasulullah?"
Jawab Nabi Muhammad SAW: "Pintu taubat itu dihujung barat, mempunyai dua daun pintu dari emas bertaburkan mutiara dan yaqut, antara kedua tiang pintu itu sejauh perjalanan empat puluh tahun bagi orang yang berkenderaan kencang (cepat) dan pintu itu tetap terbuka sejak dijadikan Allah hingga malam yang akan terbit matahari pada paginya, dan tiada seorang hamba yang taubat benar-benar melainkan masuk taubatnya dari pintu itu.
Mua'dz bin Jabal r.a. bertanya: "Ya Rasulullah, apakah taubat nashuha itu?"
Jawab Rasulullah: "Ialah menyesal atas perbuatan dosanya dan niat tidak akan mengulangi lagi, kemudian minta ampun kepada Allah SWT Kemudian matahari dan bulan terbenam dipintu itu, lalu tertutup kedua daun pintu itu bagaikan tidak ada retaknya, maka ketika itu tidak lagi diterima taubat dan tidak diterima amal yang baru sesudah tertutup pintu itu, dan semua orang menurut keadaannya sebelum itu, jika ia baik maka dilanjutkan kebaikannya, sebagaimana firman Allah SWT:Yauma ya'ti ba'dhu aayati rabbika la yanfa'u nafsan imanuha lam takun amanat min qablu au kasabat fi imaniha khaira. (Yang bermaksud): "Pada saat tibanya sebahagian ayat-ayat Tuhanmu, maka tidak berguna bagi seseorang iman yang baru, bila tidak beriman sejak sebelumnya, atau telah berbuat dimasa imannya dahulu kebaikan."
Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Taubat nashuh itu ialah sesudah taubat tidak mengulangi lagi, dan pintu taubat itu tetap terbuka dan diterima dari siapapun kecuali tiga iaitu:
iblis laknatullah iaitu induk semua kekafiran
Qabil iaitu induk dari semua yang sial dan celaka dan
orang yang membunuh nabi
Sedang pintu taubat itu disebelah barat lebarnya kira-kira perjalanan emapt puluh tahun tidak akan ditutup sehingga terbit matahari daripadanya (dari barat).
 Abul -laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Taubat itu tergantung diudara, berseru siang malam tidak berhenti-henti: Siapa yang akan menerima aku, tidak akan tersiksa dan keadaan itu selamanya, sehingga matahari terbit dari barat, maka apabila matahari telah terbit dari barat, maka ia terangkat."

Semua keterangan ini menganjurkan supaya bertaubat dan siapa yang bertaubat akan diterima taubatnya sebagaimana firman Allah SWT: "Wa tubu ilallahi jami'a ayyuhal mu'minun la'allakum tuflihun." (Yang bermaksud): "Dan taubatlah kamu semua hai orang-orang mukminun supaya kamu bahagia. Selamat dari siksaNya dan mencapai rahmatNya." Sesungguhnya taubat itu pembuka dari segala kebaikan dan menyebabkan keselamatannya dan kebahagiaan tiap mukmin. Allah SWT berfirman: "Ya ayyuhal ladzina amanu tubu ilallahi taubatan nashuha, asa rabbukum an yukaffira ankum sayyiatikum, wa yud khilkum jannatin tajri min tahtihal anharu." (Yang bermaksud): "Hai orang-orang yang beriman, taubatlah kamu dengan sungguh-sungguh kepada Allah, semoga Tuhan menghapuskan dosa-dosamu dan memasukkan kamu kesyurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai." (At-Tahrim: 8)
Dan ayat yang lain pula berbunyi: "Walladzina idza fa'alu fa hisyatan au dhalamu anfusahum dzakarullaha fastaghfaru lidzunubihim, waman yaghfirudz dzunuba illallahu, walam yashirru ala ma fa'alu wahum ya'lamun." (Yang bermaksud): "Dan mereka yang bila berbuat dosa besar yang keji atau aniaya pada dirinya (berbuat dosa kecil), lalu ingat kepada Allah dan minta ampun untuk dosanya, kerana tidak ada yang mengampunkan dosa kecuali Allah, dan tidak tetap selalu berbuat dosa, sedang mereka mengetahui akan dosa maksiat."(Al-Imran: 135)

Said bin Abi Burdah meriwayatkan dari ayahnya dari neneknya berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya saya membaca istighfar minta ampun dan taubat tiap hari seratus kali." Dilain riwayat pula: "Hai manusia, taubatlah kamu kepada Allah, maka saya bertaubat kepada Allah tiap sehari semalam seratus kali."
Apabila Nabi Muhammad SAW beristighfar dan taubat tiap hari seratus kali, padahal telah diampuni oleh Allah SWT semua dosanya yang lalu dan yang akan datang, maka bagaimana kita yang belum mengetahui apakah diampunkan atau tidak? Apakah tidak selayaknya taubat tiap waktu dan tidak berhenti-henti membaca istighfar.

Ibn Abbas r.a. ketika mentafsirkan ayat yang berbunyi: "Bal yuridul insanu liyafjura amamah." (Yang bermaksud): "Bahkan manusia itu mengutamakan dosanya dari menunda-nunda taubatnya." Ia selalu berkata: "Kelak akan taubat sehingga tibalah maut dalam keadaan yang sejelek-jeleknya ia mati."
Juwaibir meriwayatkan dari Adhdhahhak dari Ibn Abbas r.a. berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: " Pasti akan binasa orang yang menunda-nunda (Yang selalu berkata kelak saya akan taubat)."

Maka seharusnya tiap manusia taubat pada tiap waktu sehingga bila tiba maut ia sudah taubat, sedang Allah SWT telah berjanji dalam ayatNya: "Wahuwalladzi yaqbaluttaubata anibadihi waya'fu anissayyi'at." (Yang bermaksud): "Dialah Allah yang menerima taubat hambaNya dan memaafkan segala kesalahan (kejahatan) Yakni asalkan bertaubat dan minta ampun, maka Allah akan mengampunkan.

Abdullah bin Mas'uud r.a. berkata: "Siapa yang membaca: "Astaghfirullahal adhiem alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atu bu ilaihi." (Yang bermaksud) Saya mohon ampun kepada Allah yang maha agung, yang tiada Tuhan kecuali Dia, yang hidup berdiri sendiri mengatur makhlukNya dan bertaubat kepadaNya." sebanyak tiga kali maka akan diampunkan semua dosa-dosanya meskipun sebanyak buih dilaut.
Ayyub meriwayatkan dari Abu Qabilah berkata: "Ketika Allah SWT mengutuk iblis laknatullah maka ia minta ditunda, maka Allah SWT meluluskan permintaannya, maka iblis laknatullah berkata: "Demi kemuliaanMu, aku tidak akan keluar dari dada hambaMu sehingga keluar rohnya. Dijawab Allah SWT: "Demi kemuliaan dan kebesaranKu, tidak akan aku tutup pintu taubat pada hambaKu sehingga keluar rohnya." Maka perhatikan bagaimana kasih rahmat Allah SWT pada hambaNya, tetapi menamakan mereka orang-orang mukminin sesudah mereka berdosa sebagaimana ayat 31, surah Annur: "Wa tubu ilallahi jami'a ayyuhal mukminun la'allakum tuflihun." (Yang bermaksud): "Dan taubatlah kamu semua kembali kepada Allah, hai orang-orang mukminin supaya kamu untung selamat dan bahagia."

Dan Allah SWT menyatakan kasih kepada orang yang bertaubat didalam ayat: "Innal-laha yubih buttawwabina wayuhibbul mutathahhirin." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah kasih sayang kepada orang yang taubat dan suka pada orang yang bersuci."

Rasulullah SAW bersabda: "Atta'ibu minadzdzanbi kaman ladzanba lahu." (yang bermaksud): "Orang yang taubat dari dosa itu bagaikan orang yang tidak berdosa."

Ali bin Abi Thalib r.a. diberitahu oleh orang: "Saya telah berbuat dosa."
Ali berkata: "Taubatlah kepada Allah SWT kemudian jangan kau ulangi."
Lalu orang itu berkata: "Saya telah taubat tetapi saya ulangi lagi."
Ali berkata: "Taubatlah kepada Allah SWT kemudian jangan kau ulangi lagi."
Orang itu bertanya: "Sampai bilakah?"
Jawab Ali r.a.: "Sehingga syaitan laknatullah yang kecewa dan menyesal."

Mujahit ketika menerangkan ayat: "Innamattaubatu alallahi lilladzina ya'malunassu'a bijahalatin tsumma jatubuna min karib." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya taubat itu terhadap mereka yang berbuat dosa dengan kebodohan kemudian bertaubat tidak lama." (An-Nisa: 17)
Mujahid berkata: "Asalkan belum mati, maka ia bererti segera dan tidak lama."

Abuhurairah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: "Jika seorang berbuat dosa lalu berkata: "Ya Tuhan, saya telah berbuat dosa maka ampunkan bagiku. Allah SWT menjawab: "HambaKu telah berbuat dosa, tetapi ia sedar mengetahui bahawa ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampunkan atau menuntut dosanya maka Aku ampunkan baginya."

Ini kerana kehormatan Rasulullah SAW Sedang pada ummat-ummat yang dahulu jika berbuat dosa maka diharamkan apa yang tadinya halal dan bila seorang berbuat dosa maka langsung dipintu rumahnya ada keterangan Fulan bin Fulan telah berbuat dosa atau dibadannya. Dan cara taubatnya harus berbuat sebegini. Bagi ummat Rasulullah SAW dimudahkan dengan: "Waman ya'mal su'an au yadh nafsahu tsumma yastagh firillaha yajidil-laha ghafura rahiema." (Yang bermaksud): "Dan siapa yang berbuat dosa atau kesalahan bagi dirinya, kemudian minta ampun kepada Allah, tentu ia mendapatkan Allah maha pengampun lagi penyayang." Keran itu maka tiap muslim harus bertaubat kepada Allah SWT tiap pagi dan petang. Mujahid berkata: "Orang yang tidak bertaubat tiap pagi dan petang maka termasuk orang yang zalim (aniaya) terhadap dirinya sendiri. Sebagaimana wajib juga menjaga solat lima waktu sebab Allah SWT menjadikan solat lima waktu itu sebagai penyuci dosa-dosa kecil yang terjadi sehari-hari dan tidak terasa."

Alqamah dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata: "Seorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata: "Ya Rasulullah, saya tadi bertemu wanita dalam kebun, maka saya peluk dan saya berbuat padanya segala sesuatu hanya tidak saya zina." Rasulullah SAW diam sejenak kemudian turunlah ayat yang berbunyi: "Wa aqimis solata tharafayinnahari wa zulafa minallahi, innal hasanati yudz hibnassayyi'at, dzalika dzikra lidzdzakirin." (Yang bermaksud): "Tegakkan solat pada waktu siang dan malam, sesungguhnya amal kebaikan itu dapat menghapuskan sayyi'at kejahatan (dosa), ini sebagai peringatan bagi orang-orang yang sedar taubat (bagi orang yang akan bertaubat " (Hud: 114). Maka dipanggil oleh Rasulullah SAW dan dibacakan ayat itu padanya, Umar r.a. bertanya: "Ya Rasulullah, apakah khusus buat dia sendiri atau umum buat semua manusia?" Jawab Rasulullah SAW: "Bahkan umum buat semua orang."

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu hurairah r.a berkata: "Pada suatu malam sesudah solat bersama Rasulullah SAW saya keluar, tiba-tiba saya bertemu dengan seorang wanita yang kudung berdiri ditengah jalan, lalu ia berkata: "
Hai Abu hurairah, saya telah berbuat dosa yang sangat besar, apakah ada jalan untuk taubat?"
Saya bertanya: "Apakah dosamu?"
Jawabnya: "Saya telah berzina sehingga mendapat anak lalu sayu bunuh anak itu."
Abu Hurairah r.a berkata: "Celaka kau dan telah membinasakan, demi Allah, tiada jalan untuk taubat."
Maka ia menjerit sehingga pensan, lalu saya tinggalkannya, akan tetapi timbul perasaanku: Saya memberi fatwa padal Rasulullah SAW masih hidup ditengah-tengah kami, dan pagi harinya saya telah pergi berjumpa dengan Rasulullah SAW dan berkata: "Ya Rasulullah, semalam saya diminta fatwa dalam hal ini dan saya fatwakan kepadanya begini."
Rasulullah SAW bersabda: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Demi Allah hai Abu hurairah, engkaulah yang binasa dan membinasakan, dari manakah engkau hai Abu hurairah?." Dari ayat: "Walladzina layad'una ma Allahi ilaha akhara wala yaqtulunnafsal lati har-ramallahu illa bilhaqqi wala yaznuna, waman yaf'al dzalika yalqa atsama, yudha'af lahul adzabu yaumal qiyamati wayakhludz fihi muhana, illa man ta ba wa amana wa amila amalan shaliha fa ula'ika yubaddilullahu sayyi'atihim hasanat, wakanallahu ghafura rahima." (Yang bermaksud): "Dan mereka yang tidak menyeru kepada Tuhan yang lain selain Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak dan tidak berzina dan siapa yang melakukan semua itu mendapat dosa, bahkan akan dilipat gandakan siksa mereka, dan kekal dalam siksa itu hina dina kecuali orang yang taubat, beriman dan melakukan amal yang soleh, maka untuk mereka Allah akan menggantikan semua dosa-dosa mereka dengan kebaikan dan adanya Allah maha pengampun lagi pengasih." (Alfurqan: 68-70)
Maka saya segera keluar berjalan dikota Madinah sambil bertanya-tanya: "Siapakah yang dapat menunjukkan aku pada wanita yang tadi malam minta fatwa kepadaku mengenai soal ini dan itu, sehingga anak-anak mengatakan: "Abuhurairah telah." Sehingga pada malam harinya saya bertemu dengan wanita itu ditempat yang kelmarin itu, maka segera saya terangkan kepadanya apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW bahawa ia dapat bertaubat, maka ia menarik nafas besar kerana ia gembira lalu berkata: "Hai Abu Hurairah, saya mempunyai sebuah kebun dan kini saya sedekahkan untuk orang-orang miskin sebagai penebus dosa saya." Sesungguhnya seorang hamba jika taubat, maka semua dosa-dosanya yang lalu itu berubah menjadi kebaikan hasanat. Demikian pengertian ayat 70 surah Alfurqan itu.

Ibn Mas'ud r.a. berkata: "Pada hari kiamat jika seorang hamba melihat dalam suratan amalnya pada permulaannya ada maksiat dosa, lalu diakhirnya hasanat kebaikan, lalu diulang dari mulanya, tiba-tiba terlihat semuanya hasanat kebaikan. Demikian pula riwayat Abu Dzar Alghifari r.a. dari Rasulullah SAW serupa dengan ini dan inilah ertinya: "Allah mengganti dosa-dosa mereka dengan hasanat."

Sebenarnya tidak ada dosa yang lebih besar dari kekafiran tetapi Allah SWT berfirman: "Qul lilladzina in yantahu yugh far lahum maa qad salafa." (Yang bermaksud): "Katakanlah kepada orang-orang kafir: Jika kamu menghentikan kekafiran, maka akan diampunkan bagi kamu apa-apa yang telah lalu."
Alhasan berkata Rasulullah SAW bersabda: " Andaikan seorang itu berbuat dosa sehingga memenuhi apa yang diantara langit dan bumi, kemudian taubat nescaya Allah SWT mengampunkannya."

Abu Yazid Arraqqasyi berkata: "Ketika Abu Hurairah r.a berkhutbah diatas mimbar Rasulullah SAW berkata: "Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Adam adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah pada hari kiamat. Allah menyatakan alasan udzurnya tiga macam iaitu:
Hai Adam, andaikan Aku tidak mengutuk orang-orang yang dusta dan membenci dusta serta mengancam siksa atasnya dan telah menjadi putusanKu akan mengisi penuh neraka jahannam dengan jin dan manusia semuanya, nescaya Aku memberi rahmat kepada turunanmu semua pada hari ini.
Hai Adam, sungguh Aku tidak menyiksa turunanmu dengan api neraka kecuali orang yang Aku ketahui bahawa sekiranya Aku kembalikan ia kedunia pasti ia akan kembali kepada kejahatannya dan tidak bertaubat.
Hai Adam, Aku jadikan kau sebagai hakim antaraKu dengan anak cucumu, berdirilah kau didekat timbangan, perhatikan apa yang terlihat padamu dari amal, maka siapa yang lebih berat amal kebaikannya meskipun hanya seberat semut, maka ahli syurga, supaya kau ketahui bahawa Aku tidak memasukkan kedalam neraka kecuali orang yang zalim.

Aisyah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: "Suratan amal itu tiga perkara iaitu
Suratan amal yang diampunkan oleh Allah SWT
Suratan amal yang tidak diampunkan oleh Allah SWT
Suratan amal yang tidak ditinggalkan sedikitpun daripadanya
Adapun yang tidak diampunkan oleh Allah SWT, maka syirik mempersekutukan Allah SWT. Allah SWT berfirman: "Innahu man yusyrik billahi faqad harrama Allah alaihil janna ta wama'wahunnar." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan Allah maka Allah akan mengharamkan padanya syurga dan tempatnya didalam neraka. Adapun yang diampunkan oleh Allah maka dosa seseorang terhadap Allah antara dia dengan Allah. Adapun yang tidak ditinggalkan sedikitpun maka dosa seseorang terhadap sesama manusia maka harus dibalas dan dikembalikan tiap hak kepada yang berhak."

Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: "Tiap hak harus dikembalikan kepada yang berhak pada hari kiamat sehingga diberi kesempatan bagi kambing yang tidak bertanduk untuk membalas kambing yang bertanduk untuk menanduknya. Kerana itu jika dosaku dengan sesama manusia, maka hendaklah diselesaikan dengan baik didunia, adapun kalau antara dia langsung dengan Allah SWT, maka Allah SWT maha pengampun lagi mudah memaafkan asalkan mahu bertaubat. Sebab tiap hak sesama manusia harus dikembalikan, jika tidak dikembalikan didunia maka harus dibayar (diganti) dengan hasanat kebaikan amal yang telah dilakukan pada hari kiamat.

Rasulullah SAW bersabda: "Tahukah kamu siapakah yang bangkrup dari ummatku? Jawab sahabat: "orang yang bangkrup itu ialah habis bersih harta kekayaannya dan belum terbayar semua hutangnya sehingga tidak punya harta dan perkakas (perabut rumah).
Rasulullah SAW bersabda: " Orang yang bangkrup dari ummatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan lengkap solat dan puasanya tetapi ia telah mencaci maki si ini dan menuduh pada si itu dan makan harta si ini dan menumpahkan darah si itu, maka semua orang yang telah habis hasanahnya sebelum terbayar semua orang yang dianiaya itu dan ditanggungkan kepadanya, kemudian ia dilempar kedalam neraka."

Kami mohon kepada Allah SWT semoga Allah SWT memberi taufiq untuk tetap pada taubat.
Muhammad bin Sirin berkata: "Awaslah, jangan sampai kau berbuat kebaikan kemudian kau tinggalkan, sebab tidak ada seorang yang taubat lalu kembali kepada dosanya beroleh keuntungan. Kerana itu yang telah taubat hendaklah mengingati selalu pada dosanya, seakan-akan dimuka matanya, supaya tetap bertaubat, banyak membaca istighfar dan mensyukuri nikmat Allah SWT hanya kepadaNya dapat bertaubat, juga memikirkan apa yang dijanjikan oleh Allah SWT daripada nikmat diakhirat bagi orang yang beramal soleh, supaya rajin beramal soleh dan menjauhi dosa."

Zaid bin Wahb dari Abu Dzar r.a. berkata: "Saya bertanya: "Ya Rasulullah, beritahukan kepada kami apa yang tercantum dalam Suhuf Musa?" Rasulullah SAW berkata: "Didalamnya ada enam kalimat iaitu:
Saya hairan terhadap orang yang yakin adanya neraka, bagaimana ia dapat tertawa?
Saya hairan pada orang yang yakin akan mati, bagaimana dapat bergembira?
Saya hairan pada orang yang yakin akan adanya hitungan amal, bagaimana ia melakukan dosa?
Saya kagum pada orang yang percaya pada takdir (ketentuan Allah SWT), bagaimana ia bersusah payah?
Saya kagum pada orang yang melihat segala perubahan dunia, bagaimana ia condong kepadanya?
Saya ajaib pada orang yang yakin pada syurga, bagaimana ia tidak berbuat baik?
La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah.

Pada suatu hari Abdullah bin Mas'ud r.a berjalan-jalan dikota Kufah, tiba-tiba bertemu dengan orang-orang fasiq sedang berkumpul minum khamar dan ada penyanyinya bernama Zadan. Ia memukul rebana sambil bernyanyi dengan suara yang merdu. Abdullah bin Mmas'ud berkata: "Alangkah merdunya suara itu andaikan digunakan untuk membaca Al-Quran." dan Abdullah terus berjalan. Tiba-tiba Zadan terdengar apa yang dikatakan oleh Ibn Mas'ud itu lalu ia bertanya kepada orang-orang: "Siapakah orang itu?" Dijawab oleh orang-orang: "Itu Ibn Mas'ud, sahabat Rasulullah SAW." Lalu ia berkata apakah?" Tanya Zadan. Jawab orang-orang itu: "Ia berkata, alangkah merdu suara itu andaikan digunakan untuk membaca Al-Quran.". Perkataan itu benar-benar meresap dalam hati Zadan sehingga segera ia berdiri dan membuang rebana yang ada ditangannya lalu lari mengejar Ibn Mas'ud dan mengikat saputangan dilehernya sendiri sambil menangis dihadapan Ibn Mas'ud, maka dipeluk oleh Abdullah bin Mas'ud dan bersama-sama menangis, kemudian Abdullah bin Mas'ud berkata: "Bagaimana saya tidak akan sayang pada orang yang disayangi Allah SWT" Lalu ia tetap taubat dan selalu mendekati Abdullah bin mas'ud untuk belajar ilmu Al-Quran sehingga menjadi orang alim yang banyak meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Mas'ud r.a.
Abul Laits berkata: "Saya mendapat cerita dari ayahku, bahawa dimasa Bani Iisrail dahulu ada seorang wanita pelacur yang sangat cantik dan ia selalu duduk diatas bangku didalam rumah yang selalu terbuka pintunya, sehinggakan tiap orang yang berjalan dimuka pintunya pasti tertarik kepada kecantikannya dan siapa yang akan masuk diharuskan membayar sepuluh dinar. Maka pada suatu hari ada ahli ibadat berjalan dimuka pintunya dan ketika menoleh kedalam pintu terlihat olehnya kecantikan wanita itu yang sedang duduk dibangkunya, maka ia sangat tertarik pada wanita itu, tetap ia berdoa semoaga Allah SWT menghilangkan kerisauan hatinya yang selalu teringat pada wanita itu. akan tetapi oleh kerana perasaan hatinya tidak hilang akhirnya ia berusaha mencari wang sehingga terpaksa menjual beberapa kainnya dan setelah terkumpul sepuluh dinar ia datang kemuka pintu itu tetapi oleh wanita pelacur itu disuruh menyerahkan wangnya kepada wakilnya dengan janji supaya ia datang pada waktu yang ditentukan. Maka tepat pada waktunya ia datang, sedang wanita itu telah berhias dan duduk menantikannya diatas ranjangnya, maka masuklah orang abid itu dan duduk bersama wanita itu diatas ranjang dan ketika sedang menghulurkan tangan pada wanita itu, tiba-tiba ia teringat bahawaAllah SWT sedang melihatnya dalam perbuatan yang haram, yang mungkin akan menggugurkan semua amal perbuatan ibadat yang telah lalu itu, seketika itu juga ia gementar dan pucat mukanya, maka ditanya oleh wanita itu: "Mengapa kau berubah pucat, terkena apakah engkau?"
Jawabnya: "Saya takut kepada Tuhanku kerana itu izinkan aku keluar."
Wanita itu berkata: "Celaka kau, banyak orang ingin mendapat seperti kau ini, maka apakah yang menyebabkan kau begini?"
Jawabnya: "Saya takut kepada Allah SWT, sedang wang yang sudah saya berikan kepadamu itu halal, izinkan saya keluar dari sini."
Maka ditanya: "Apakah engkau belum pernah berbuat begini?"
Jawabnya: "Belum pernah."
Lalu ditanya: "Siapa namamu dan dari manakah engkau?"
Lalu diberitahu nama dan tempat daerahnya, lalu diizinkan keluar, maka keluarlah abid itu dari tempat itu sambil menangis dan melatakkan tanah diatas kepalanya, sehingga terpengaruh wanita itu ketika melihat abid itu menangis dan berkata dalam hatinya: "Ini orang pertama kali akan berbuat dosa sudah merasa takut sedemikian dan saya berbuat dosa bertahun-tahun, padahal Tuhannya iaituTuhanku, maka seharusnya aku lebih takut daripadanya."
Maka sejak itu wanita itu taubat dan menutup pintu rumahnya dari segala orang, untuk melakukan ibadat semata-mata, kemudian setelah ia ibadat, timbul perasaan dalam hatinya: "Sekiranya saya pergi kepada iorang abid itu, kalau-kalau ia mahu mengahwini aku sehingga aku dapat belajar agama darinya dan membantu saya dalam beribadah." Lalu ia bersiap-siap membawa harta dan budak-budaknya sehingga sampai kedusun si abid itu, dan ketika diberitahukan kepada abid itu ada wanita mencarinya, maka keluarlah abid itu untuk menemui tamunya, dan ketika wanita itu melihat abid itu segera ia membuka tudung mukanya supaya segera dikenal, tetapi ketika abid itu melihat wanita itu, teringat akan kelakuannya dahulu, maka ia menjerit sekuatnya sehingga mati ketika itu juga. Maka wanita itu tinggal sedih dan berkata: "Saya ini datang kemari untuknya dan kini telah mati, apakah ada keluarganya yang mahu kawin kepadaku?"
Dijawab: "Ada saudaranya seorang soleh tetapi tidak punya apa-apa (miskin)."
Berkata wanita itu: "Tidak apa sebab saya cukup harta." Maka dikawin oleh saudaranya abid itu sehingga mendapat tujuh anak laki-laki yang kesemuanya menjadi nabi-nabi Bani Israil. Wallahu a'lam.
Syarat agar Taubat Kita Diterima Allah?
Taubat itu baru dapat diterima oleh Allah apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Taubat tersebut dilakukan kerana Allah -  Taubat kerana Allah itu adalah taubat yang didasari bahwa hal itu kita lakukan kerana takut akan adanya azab Allah dan kita menyedari adanya perintah Allah bahwa apabila kita melakukan dosa harus segera bertaubat.

2. Serik dan menyesal dengan apa yang diperbuat dan tidak melakukan lagi - "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (Ali-Imran: 135)

3. Mengiringi dengan amal baik - "… kecuali mereka yang telah bertaubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan AkulahYang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (Al-Baqarah: 160). Dengan banyak melakukan banyak amalan soleh, maka akan dapat menutupi dosa kita dan Allah akan menerima taubat kita.

4. Jika kita punya dosa yang berhubungan dengan manusia, ia harus menyelesaikan urusannya dengannya dengan meminta maaf atau halalnya atau mengembalikan apa yang harus dikembalikan.


Kita menyedari bahwa Allah adalah Tuhan kita Yang Maha Pemaaf, Maha Pengampun, dan Maha Penerima Taubat. Maka sudah sepantasnyalah kita harus menjadi orang yang suka minta maaf (apabila berbuat salah) dan suka memaafkan (kesalahan orang lain).

Monday, February 15, 2016

Solat Tahiyatul Masjid - Jangan Meremehkannya

Solat Sunat Tahiyatul Masjid ialah solat sunat mu’akkad ‘selamat datang’ bagi menghormati masjid yang dilakukan sebanyak dua rakaat sebaik sahaja memasuki masjid, iaitu sebelum seseorang itu duduk atau melakukan sesuatu yang lain. Sabda Rasulullah SAW: “Apabila salah seorang di antara kamu mendatangi/memasuki masjid, maka janganlah duduk sebelum mengerjakan solat dua rakaat.”(Hadis Riwayat al-Bukhari, Muslim). Dalam sebuah riwayat yang lain disebutkan, “Jika salah seorang di antara kamu memasuki masjid, hendaklah dia tidak duduk hingga mengerjakan solat dua rakaat.” (Hadis Riwayat al-Bukhari)
Sekiranya sampai ke masjid hanya beberapa minit sahaja akan didirikan solat fardhu, maka memadailah seseorang itu mendirikan solat sunat (solat sunat rawatib) sebelum fardu dan ia sudah dikira sebagai memenuhi tuntutan Solat Sunat Tahiyatul Masjid. Boleh juga untuk menyatukan dua niat antara mana-mana solat sunat qabliyah dan Solat Tahiyatul Masjid. Jika seseorang itu meninggalkan Solat Sunat Tahiyatul Masjid tetapi terus menunaikan solat sunat qabliyah atau solat wuduk, maka ia juga memadai kerana hadis di atas berbentuk umum, iaitu ‘mendirikan solat dua rakaat’. Apabila berkelapangan dan ada kesempatan, maka adalah sewajarnya seseorang itu melakukanSolat Sunat Tahiyatul Masjid berasingan yang natijahnya akan memberatkan lagi timbangan amal di akhirat.

Tujuan
1.Sebagai cara memuliakan masjid yang merupakan rumah Allah.
2.Memupuk sifat rendah diri dan beradab semasa berada di dalam masjid.
3.Menggalakkan umat Islam mendapat pahala berganda ketika di masjid.

Tertib
Sebaik-baik sahaja sampai di dalam masjid hendaklah lakukan pekara2 berikut:
1. Bila seseorang jemaah hendak masuk sesebuah masjid disunatkan membaca doa:

2. Berniat iktikaf.

3. Dan apabila sampai di tempat hendak duduk, bagi menambahkan kecekalan hati dalam menghadapi syaitan eloklah dibaca:

Cara Melakukan Solat Tahiyatul Masjid
Sebelum duduk, boleh terus mengerjakan Solat Sunat Tahiyatul Masjid dua raka’at. Caranya sama dengan solat sunat yang lain, hanya niatnya saja yang berbeza.

1.Niatnya :

2.Bacaan surah selepas Al-Fatihah:
Raka’at pertama – Al-Kafirun.
Raka’at kedua – Al-Ikhlas.

3.Zikir Selepas Solat Sunat Tahiyatul Masjid
a.Kemudian selepas selesai Solat Sunat Tahiyatul Masjid itu bacalah 100 kali;

b.Selepas itu berzikirlah lagi dengan lain-lain Istighfar, tasbih, tahmid, tahlil atau sesuatu zikir sehingga sampai mendengar azan.

Fadhilat Solat Sunat Tahiyatul Masjid
1.Melatih masyarakat ke arah meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
2.Menyuburkan perasaan menghormati segala makhluk Allah SWT.
3.Dapat meningkatkan ketenangan jiwa dan perasaan.
4.Mendidik diri lebih berperatuan dan berdisplin.
5.Memperolehi pahala yang berlipat kali ganda.

Ulama hadis terkemuka, Sufyan at-Tsauri menyatakan, di antara perkara yang termasuk dalam pekara sia-sia ialah apabila seseorang itu masuk ke dalam masjid, kemudian dia keluar kembali dari masjid tanpa mengerjakan Solat Sunat Tahiyatul Masjid.
Permasalahan Solat Sunat Tahiyatul Masjid
1. Jika seseorang itu telah masuk masjid dan terus duduk dengan sengaja, maka tiada lagi Solat Sunat Tahiyatul Masjid baginya.

2. Jika duduk itu dengan terlupa ada 2 keadaan.
a. Terlupa yang sekejap kemudian ingat kembali, maka dibolehkan bangun dan terus solat.
b.Jika terlupa yang panjang waktunya, kemudian teringat, tiadalah lagi dibolehkan bangun bersolat.

3Sekiranya masuk masjid dan didapati azan sedang berkumandang, maka perlulah menjawab azan tersebut sambil berdiri, kemudian melakukan solat sunat Rawatib yangdikira sudah memadai sebagai memenuhi tuntutan Solat Sunat Tahiyatul Masjid.

4. Apabila masuk masjid, khatib sedang berkhutbah atau majlis ilmu sedang dijalankan, hendaklah mengerjakan solat Tahiyatul Masjid dua rakaat, sebelum duduk. Solat tersebut hendaklah dilakukan secara ringkas dengan mengambil yang wajib sahaja. Malah Rasulullah SAW pernah menegur orang yang masuk ke masjid kerana tidak Solat Sunat Tahiyatul Masjid sewaktu khutbah Jumaat dijalankan.

Dari Jabir bin ‘Abdillah r.a., dia menyatakan: Sulaik al-Ghifani pernah datang pada hari Jumaat ketika Rasulullah SAW sedang menyampaikan khutbah lalu dia terus duduk. Beliau SAW pun berkata kepadanya: “Wahai Sulaik, berdiri dan ruku’lah dua rakaat serta pendekkanlah dalam melaksanakannya.” Kemudian beliau bersabda: “Jika salah seorang di antara kamu datang pada hari Jumaat ketika imam sedang berkhutbah, hendaklah dia mengerjakan solat dua rakaat dengan seringkasnya.”(Hadis Riwayat al-Bukhari)
5. Orang yang tidak dapat mengerjakan Solat Sunat Tahiyatul Masjid disebabkan sudah dimulakan solat jemaah atau dia telah duduk atau dia sekadar masuk sebentar untuk sesuatu keperluan, maka dianjurkan membaca 3 kali:‘Subhanallah Walhamdulillah Walailahailallah Wallahu Akbar.’ Dari Abu Hurairah r.a., Nabi SAWbersabda: “Jika iqamah solat sudah dikumandangkan, tidak ada solat lagi, kecuali solat wajib.” (Hadis Riwayat Muslim)

6.Sekiranya seseorang itu sedang dalam rakaat pertama Solat Sunat Tahiyatul Masjid dan para jemaah pun mendirikan solat fardhu, maka wajib baginya membatalkan solat tersebut dan menyertai solat fardhu kerana ada tegahan daripada Rasulullah SAW: “Apabia didirikan solat fardhu, maka tiada solat ketika itu melainkan solat fardhu.” (Hadis Riwayat Muslim). Tetapi jika dia berada di rakaat kedua, maka hendaklah dia mempercepatkan dan sempurnakan rukun-rukun yang berbaki sehingga salam sebelum menyertai jemaah solat fardhu.

7. Tiada tuntutan untuk Solat Sunat Tahiyatul Masjid di luar masjid, contohnya di padang atau kaki lima.Sekiranya datang sewaktu imam berkhutbah, kena duduk diam mendengar khutbah. Jika tiba sebelum imam memberi khutbah dan selepas azan pertama, maka boleh Solat Sunat Qabliyah Jumaat.
8.Bagi mereka yang menunaikan haji atau umrah, apabila memasuki Masjidilharam hendaklah melakukan Tawaf sebagaimana yang diamalkan Rasulullah SAW dan bukannya Solat Tahiyatul Masjid. Kata Ibn Abbas r.a. “Tahiyat Kaabah ialah Tawaf”.
9.Mereka yang telah bermukim di Makkah dan datang ke masjid untuk solat, menuntut ilmu dan seumpamanya, sebaik-baiknya mereka hendaklah melaksanakan Solat Sunat Tahiyatul Masjid bukannya mengerjakan Tawaf.

Sekiranya sesuatu tempat itu dinamakan surau, adakah kita disunatkan juga untuk solat tahiyatul masjid seperti kebiasaan kita solat sunat tahiyatul masjid di masjid? Sebelum kita mengenalpasti hukum solat sunat tahiyatul masjid di surau, marilah kita melihat terlebih dahulu pengertian solat tahiyatul masjid. Solat tahiyatul masjid: Solat dua rakaat yang dilakukan bagi setiap orang yang memasuki sesebuah masjid. Hukumnya sunat berdasarkan hadith Nabi SAW: “Jika salah seorang daripada kamu memasuki masjid, maka tidaklah dia duduk sehingga dia menunaikan solat dua rakaat.” (Muttafaqun ‘Alaih).
Solat ini boleh dilakukan pada bila-bila masa dengan syarat ketika orang tersebut memasuki masjid.
Masjid dari segi bahasa bererti : Tempat untuk kita bersujud/ tempat solat. Masjid dari segi istilah pula digariskan ulama sebagai: Tanah yang diwaqafkan oleh pemiliknya untuk manusia menunaikan solat di dalamnya (tempat solat awam). Berdasarkan takrif tersebut dapatlah kita fahami bahawa bukanlah menjadi syarat sesebuah masjid itu hendaklah tempat yang didirikan padanya solat jumaat, cukup ianya memenuhi dua syarat sahaja iaitu berdiri di atas tanah wakaf serta didirikan padanya solat lima waktu.

Surau pada masyarakat Malaysia ialah tempat solat awam sepertimana masjid cumanya kebanyakan surau tidak didirikan padanya Solat Jumaat di dalamnya. Juga kebanyakkan surau di taman-taman perumahan diMalaysia kebiasaannya dibina di atas tanah wakaf sumbangan pemaju perumahan dan berdaftar dengan Majlis Agama Islam Negeri masing-masing. Melihat kepada kefahaman serta suasana yang wujud, hakikatnya sebahagian surau-surau di Malaysia mempunyai fungsi yang sama seperti masjid serta sudah memenuhi ciri-ciri untuk menghukumkannya sebagai masjid. Maka hukum beriktikaf, solat sunat tahiyatul masjid dan apa-apa hukum lain yang ada terhadap masjid wujud ke atas surau-surau tersebut. Cumanya timbul persoalan berkenaan surau-surau dalam bentuk yang lain seperti di tempat kerja dan pasaraya-pasaraya besar. Apakah status surau ini? Adakah surau-surau tersebut turut mengambil hukum masjid dan sunat untuk kita melakukan solat tahiyatul masjid?
Jawapannya adalah tidak, ini kerana sifatnya adalah berbeza dengan masjid iaitu pada sudut surau dalam bentuk ini tidak sentiasa dilakukan solat lima waktu berjemaah secara tetap, ianya bergantung kepada kehadiran Jemaah pada waktu solat tersebut. Juga sifat binaan surau tersebut yang tidak berdiri di atas tanah wakaf berbeza dengan masjid. Surau dengan kefahaman ini lebih selari dengan istilah “mushalla” pada kefahaman bangsa arab. Atas dasar kefahaman inilah Jawatankuasa Fatwa di Negeri Sarawak pada tahun 2002 (sumber: http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-negeri/menaikkan-taraf-surau-kepada-masjid-jamaah-1)telah membincangkan hal ini. Dalam fatwa tersebut, mereka telah mencadangkan supaya istilah surau yang diberikan terhadap surau yang berdiri atas tanah wakaf serta didirikan solat lima waktu keatasnya diubah menjadi istilah “masjid Jemaah”. Cadangan ini adalah dengan tujuan supaya masyarakat tidak keliru tentang persoalan-persoalan yang timbul berkaitan masjid seperti solat tahiyatul masjid, iktikaf dan lain-lain. Mereka juga telah menggariskan beberapa syarat yang mesti ada pada surau tersebut supaya boleh dinaik taraf menjadi masjid Jemaah iaitu:
dikurnia oleh kerajaan
1.Tapak tanah untuk mendirikan sebuah surau mempunyai surat hak milik sama ada diwakafkan atau dikurnia oleh kerajaan
2.Mempunyai jawatankuasa pengurusan yang dilantik penduduk setempat dan diiktiraf oleh Majlis Agama Islam Negeri masing-masing
3.Mempunyai pegawai-pegawai surau yang tetap
4.Mendirikan sembahyang 5 waktu berjemaah dan;
5.Mempunyai keupayaan, menjaga kemuliaan dan kebersihan surau


Jadi boleh kita simpulkan bahawa di Malaysia terdapat dua jenis bentuk surau. Yang pertama iaitu yang didirikan solat 5 waktu berjemaah serta binaanya berdiri di atas tanah wakaf ianya dihukumkan seperti sebuah masjid. Ada pun yang kedua tidak dihukumkan seperti masjid maka tidak boleh dilakukan solat tahiyatul masjid di atasnya. Wallahu a’lam.