Apapun yang terjadi, Berjalanlah tanpa henti, Air mata tertahan, Waktu untuk dijatuhkan, Nanti kita kan tahu, Betapa bijaknya hidup, Sepahit apapun ini, Pelajaran yang bererti
DOA
‘Ya Allah, rahmatilah pembaca blog ini, sihatkan ia, ampunilah dosa-dosanya, berkatilah amalannya, janganlah Engkau balikkan hatinya setelah Engkau beri petunjuk dan hidayah kepadanya dan Ya Allah masukkanlah ia dan keluarganya kedalam syurga FirdausMu serta jauhkanlah ia dan keluarganya dari azab nerakaMu. Sesungguhnya Ya Allah, hanya kepada Engkau kami sembah dan hanya kepada Engkau sahajalah kami meminta pertolongan. Ya Allah jika rezeki pembaca blog ini masih diatas langit, turunkanlah ia, jika rezekinya di dalam bumi, keluarkanlah ia, jika rezekinya jauh, dekatkanlah ia, jika rezekinya haram, sucikanlah ia dan jika rezekinya sukar, Engkau permudahkanlah ia” Ya Allah kurniakanlah kepada kami segala kebaikan sebagaimana yang Engkau kurniakan kepada hamba-hamba Mu yang soleh.'
Saturday, September 7, 2013
Selagi Ayah dan Ibu masih ada....
Nasihat
untuk anak-anak - selagi abah masih ada
Biasanya,
bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang
bekerja diperantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar kota
atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau belajar jauh dari
kedua orang tuanya….. akan sering merasa amat rindu dengan ibunya. Jarang
sangat dengar yang rindu pada ayah. Kalau telefon, biasanya bercakap dengan
ibu. Lalu bagaimana dengan Ayah? Mungkin juga bertanya khabar anak setiap hari,
tapi pernahkah kita terfikir ayah yang minta ibu menelefon bertanya khabar?
Mungkin
dulu sewaktu ita kecil, Ibu-lah yang lebih selalu mengajak kita bercerita atau
berdongeng, tapi tahukah kita, bahawa bila ayah pulang bekerja dan dengan wajah
lelah ayah selalu bertanyakan pada Ibu tentang khabar dan apa yang kita lakukan
seharian? Pada saat diri kita masih seorang anak kecil…… ayah biasanya
mengajari putera/puteri kecilnya naik basikal. Dan setelah ayah mengganggap
kita sudah pandai, ayah akan membuka roda tiga di basikal kita…
Kemudian
ibu menegah: “Jangan dulu ayah, jangan dibuka dulu roda tiganya"Ibu takut kita
terjatuh dan tercedera…. Tapi sedarkah kita? Bahwa ayah dengan yakin akan
membiarkan, menatap, dan menjaga kita mengayuh basikal dengan penuh perhatian
kerana dia tahu kita boleh melakukan... Pada saat kita menangis merengek
meminta mainan yang baru, ibu menatap hiba.. Tetapi ayah akan mengatakan dengan
tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah
kita, ayah melakukan itu kerana ayah tidak ingin kita menjadi anak yang manja
dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi? dan ini akan merosakkan sikap
kita.... Saat kita batuk dan selsema,ayah juga turut merasa khuatir,sampai
kadang sedikit membentak dengan berkata, “Kan ayah sudah cakap, jangan minum
air batu?" Berbeda dengan ibu yang memperhatikan dan menasihati kita
dengan lembut. Ketahuilah, saat itu ayah benar-benar risau memikirkan kita. Ketika
kita sudah menginjak remaja…. Kita mulai menuntut pada ayah untuk dapat izin
keluar malam, dan ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.Tahukah kita,
bahawa ayah melakukan itu untuk menjaga kita?Kerana bagi ayah, kita adalah
sesuatu yang sangat sangat luar biasa berharga..
Setelah
itu kita marah pada ayah, dan masuk ke kamar sambil menghempas pintu… Dan yang
datang mengetuk pintu dan memujukmu agar tidak marah adalah ibu…. Tahukah kita,
bahawa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahawa
ayah sangat ingin mengikuti keinginan kita, tapi dia lebih harus menjaga kita? Ketika
saat seorang mulai kerap menelefon kita, atau bahkan datang ke rumah untuk
menemui kita, Ayah akan cuba sebaik mungkin memaniskan wajahnya.... Ayah
sesekali memasang telinga atau mengintip saat kita sedang berbual berdua di
ruang tamu..
Sedarkah
kita, kalau hati ayah merasa cemburu bercampur risau? Saat kita mulai lebih
dipercaya, dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untuk
kita, kita akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan ayah
adalah duduk di ruang tamu, dan menunggu kita pulang dengan hati yang sangat
gundah gulana.... Ketika melihat kita pulang larut malam hati ayah akan
mengeras dan ayah memarahi.. .Sedarkah kita, kerana perkara seperti ini yang
sangat ditakuti oleh semua ayah...? “Bahwa kita akan suatu masa pergi
meninggalkan ayah”
Setelah
lulus pengajian menengah, ayah akan sedikit memaksa kita untuk melanjut
pengajian di Universiti. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan ayah
itu semata – mata hanya kerana memikirkan masa depan kita nanti… Pun begitu
ayah tetap tersenyum dan memandang kita saat pilihan kita tidak sesuai dengan
keinginan ayah.. Tahukah kita bahwa badan ayah terasa kaku untuk memeluk kita?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini dan itu, dan menyuruh kita
untuk berhati-hati. Padahal ayah ingin sekali menangis seperti ibu dan memeluk
kita erat-erat. Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut
matanya, dan menepuk bahu kita seraya berkata “Jaga diri baik-baik anak ayah”. Ayah
melakukan itu semua agar kita kuat…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Di
saat kita memerlukan wang untuk membiayai pengajian di universiti , orang
pertama yang mengerutkan kening adalah ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari
jalan agar anaknya sama merasa dengan kawan-kawannya yang lain. Bila saatnya kita
lulus pengajian tinggi kita Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi
tepuk tangan untuk kita. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “Anak
kecil dulunya tidak manja dan telah menjadi dewasa, dan telah menjadi
seseorang”
Sampai
juga saat seorang teman datang ke rumah dan meminta izin pada ayah untuk menjadi
teman hidup darinya. Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin.. Kerana
ayah tahu…… Bahwa teman kita itulah yang akan menggantikan dirinya nanti... Ayah,
Bapak, atau Abah kita… Adalah insan yang harus selalu kelihatan kuat… Bahkan
ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis… Dia harus terlihat tegas bahkan
saat dia ingin memanjakan kita
Nasihat
Untuk Anak-anak...Selagi ibumu masih ada
Ketika
kita berumur 14 tahun,Ibu ingin tengok rancangan agama sedangkan kita ingin
tengok cerita korea. Sebagai balasannya, kita lempar remote hingga pecah
berkecai. Ketika kita berumur 15 tahun, Ibu pulang kerja masih ingin memeluk
dan mencium kita. Sebagai balasannya, kita jawab, “apalah mak nii.. saya dah
besar, rimas laa” lalu lari kunci pintu bilik.. Saat kita berumur 16 tahun, Ibu
membenarkan kita menggunakan komputer ribanya. Sebagai balasannya, kita
menggunakan Komputer ribanya hingga tidak ada kesempatan ia nak menggunakannya.
Saat
kita berumur 17 tahun, Ibu sedang menunggu panggilan telefon yang sangat
penting. Sebagai balasannya, kita menggunakan telefon semalaman. Saat kita
berumur 19 tahun, Ibu Mengalirkan air mata menangis di atas kejayaan kit dalam
peperiksaan STPM. Sebagai balasannya, kita meraikannya hanya dengan teman-teman
kita sedangkan dengan ibu buat endah tak endah saja. Saat kita berumur 20
tahun, Ibu masih ingin berjalan bersama-sama... Sebagai balasannya kita meninggalkan
ibu jauh di belakang, malu kalau kawan-kawan tengok.
Saat
kita berumur 21 tahun, Ibu memeluk kita dengan penuh kesyukuran saat kita lulus
pengajian tinggi kita. Sebagai balasannya, kita tanya ibu bila hendak
membelikan hadiah untuk kita. Saat kita berumur 40 tahun, dia menghubungi kita
untuk memberitahu ada kenduri doa selamat dan tahlil di rumah. Sebagai
balasannya, kita jawab, “Ibu, saya terlalu sibuk, tidak ada masa terluang untuk
balik!” Saat kita berumur 55 tahun, Ibu sakit tak kebah sehingga memerlukan
perhatian kita. Sebagai balasannya, kita hantar dan upah bibik untuk
menguruskannya.
Dan
hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang.... Dan tiba-tiba di satu ketika
kita teringat semua yang tidak pernah kita lakukan untuk gembirakan hati ibu ....
sayangnya dia telah tiada lagi... Apalagi yang kita mahu atau kita perlukan
lagi setelah ketiadaan ayah dan ibu, beruntung mempunyai mereka berdua didunia
walau kita susah kerana kasih sayangnya tiada penghujungnya. Jadi hargai
sebelum terlewat untuk mengucup dahi mahu pun pipi tua ini. Kasih ibu membawa
kesyurga, kasih ayah berkorban nyawa.
Sekadar berkongsi pengalaman kehilangan kedua-dua mutiara hidup saya yg tak mungkin kembali lagi... kepada yang masih ada hargailah walau berkorban apa sekali pon...
3 comments:
terima kasih di aats coretan yg begitu mendalam ini
Sekadar berkongsi pengalaman kehilangan kedua-dua mutiara hidup saya yg tak mungkin kembali lagi... kepada yang masih ada hargailah walau berkorban apa sekali pon...
inspiratif sekali, izin copy yah..
Post a Comment