Apapun yang terjadi, Berjalanlah tanpa henti, Air mata tertahan, Waktu untuk dijatuhkan, Nanti kita kan tahu, Betapa bijaknya hidup, Sepahit apapun ini, Pelajaran yang bererti
DOA
‘Ya Allah, rahmatilah pembaca blog ini, sihatkan ia, ampunilah dosa-dosanya, berkatilah amalannya, janganlah Engkau balikkan hatinya setelah Engkau beri petunjuk dan hidayah kepadanya dan Ya Allah masukkanlah ia dan keluarganya kedalam syurga FirdausMu serta jauhkanlah ia dan keluarganya dari azab nerakaMu. Sesungguhnya Ya Allah, hanya kepada Engkau kami sembah dan hanya kepada Engkau sahajalah kami meminta pertolongan. Ya Allah jika rezeki pembaca blog ini masih diatas langit, turunkanlah ia, jika rezekinya di dalam bumi, keluarkanlah ia, jika rezekinya jauh, dekatkanlah ia, jika rezekinya haram, sucikanlah ia dan jika rezekinya sukar, Engkau permudahkanlah ia” Ya Allah kurniakanlah kepada kami segala kebaikan sebagaimana yang Engkau kurniakan kepada hamba-hamba Mu yang soleh.'
Wednesday, February 24, 2016
Pentingnya Taubat Buat Setiap Mukmim (Wajib Baca)
"Taubat
itu penting" kerana setiap manusia tidak pernah lepas dari dosa. Setiap
saat atau setiap waktu, manusia cenderung berbuat dosa, baik itu disengaja
maupun tidak sengaja. Jadi, adanya taubat ini untuk menghapus dosa kita. Cuba
kita bayangkan apabila tidak ada yang namanya taubat, semua manusia akan
bingung pada saat dihisab kerana dosa-dosanya terlalu banyak. "Taubat itu
penting" kerana memang Allah memerintahkan taubat kepada kita. Dalam
Al-Qur`an perintah taubat ditujukan kepada orang-orang beriman. "Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu
dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman
bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan sebelah kanan mereka,
sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya
kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu."(At-Tahrim: 8) "Taubat itu penting" kerana Allah
menyukai hamba-hamba-Nya yang bertaubat setelah berbuat dosa,
"…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang menyucikan dirinya." (Al-Baqarah: 222) Jadi, taubat itu
harus kita lakukan…. tanpa harus menunggu hingga nyawa berpisah dari badan dan sampai
kita berbuat dosa lagi (dan kita memang mengharapkan tidak akan berbuat dosa
lagi)
Abul-Laits
Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Ubaid bin Umair berkata:
"Adam a.s berkata: "Ya Rabbi, Engkau telah memenangkan Iblis atasku sehingga
aku tidak dapat mengelakkan diri padanya kecuali dengan pertolonganMu."
Firman
Allah SWT: "Tiada lahir seorang anak keturunanmu melainkan telah aku datangkan
kepadanya yang menjaganya dari tipu daya iblis, dan dari jin-jin yang jahat."
Adam
berkata: "Tambahkan bagiku."
Jawab
Allah SWT: "Aku beri pahala setiap hasanat sepuluh lipat ganda dan ada harapan
ditambah, sedang kejahatan satu lawan satu, dan ada harapan dihapuskan."
Adam
berkata: "Tambahkan bagiku."
Firman
Allah SWT: "Taubat tetap diterima selama roh dikandung badan."
Adam
berkata: "Tambahkan bagiku."
Firman
Allah SWT: "Qul ya ibadziyal ladzina asrafu ala anfusihim lataq nathu min rahmatillahi
innallaha yagh firudzdzunuha jami'a, in nahu hauwal ghafururrahiem." Yang bermaksud:
"(Katakanlah: Hai hambaKu yang telah memboros dari menggunakan masa hidup untuk
amal yang tidak berguna) kamu jangan putus harapan darirahmat Allah, sesungguhnya
Allah dapat mengampunkan semua dosa, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi penyayang.)"
Abul-Laits
meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a berkata: "Bahawasanya Wahsyi
yang membunuh Hamzah r.a, pakcik Rasulullah SAW menulis surat kepada Rasulullah
SAW dari Mekkah: "Sesungguhnya saya ingin masuk Islam tetapi terhalang oleh
ayat (Yang berbunyi): Walladzina laa yad-una Allahi ilahanakhara, wala yaqtuluna
nafsallati harramallahu illa bilhaqqi walla yaznun, waman yaf'al dzalika yaiqa atsaamaa.
(Yang bermaksud - Dan mereka yang tidak mempersekutukan Allah dengan tuhan yang
lain dan tidak membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah kecuali dengan hak dan
tidak berzina, dan siapa yang berbuat itu maka ia menanggung dosa-dosa. Sedang saya
telah berbuat semua itu, maka apakah ada jalan bagiku untuk taubat?"
Maka
turun ayat yang berbunyi: "Illa man taba waamana wa amila amalan salihin fa
ula ika yubaddilullahu sayyiantihim hasanaat." (Yang bermaksud): Kecuali orang
yang taubat dan beriman soleh, maka untuk mereka Allah akan menggantikan dosa-dosa
mereka dengan hasanat.
Maka
Nabi Muhammad SAW mengirim ayat tersebut kepada Wahsyi lalu dijawab oleh Wahsyi:
"Bahawa didalam ayat ini ada syarat iaitu harus beramal soleh, sedang saya
belum tahu apakah dapat melakukan amal soleh atau tidak." Maka turun ayat (Yang
berbunyi): "Inna Allah la yagh firu yusyraka bihi wayaghfiru ma dunia dzalika
liman yasya'u." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni
pada siapa yang mempersekutukanNya dan mengampuni semua dosa selain syirik itu,
bagi siapa yang dikehendakiNya."
Ayat
ini dikirimkan kepada Wahsyi. Jawab Wahsyi: "Didalam ayat ini juga ada syarat
dan saya tidak mengetahui apakah Allah SWT hendak mengampuni saya atau tidak."
Maka turun ayat (Yang berbunyi): "Qul ya ibadiyalladzina ala antusikum, laa'
taqnathu min rahmatillahi innallah yagh firudz dzunuba jami a innahu huwal ghafurrahiem."
(Yang bermaksud): "Katakanlah: Hai hambaKu yang telah memboros diri, janganlah
kamu putus harapan dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah dapat mengampuni semua
dosa, sungguh Allah maha pengampun lagi penyayang.
Abul-Laits
meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Sufyan berkata: "Muhammad bin
Abdulrahman Assulami menulis surat kepadaku: Ayahku menceritakan kepadaku: Saya
duduk dekat Nabi Muhammad SAW diMadinah, lalu ada seorang diantara mereka berkata:
Saya telah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: Siapa yang taubat sebelum mati
setengah hari, maka Allah SWT memaafkan padanya. Lalu saya bertanya: Benarkah kau
mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda demikian? Jawabnya: Ya. Tiba-tiba ada lain
sahabat berkata: Saya telah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: Siapa taubat sebelum
matinya sekira sesaat, maka Allah SWT memaafkan baginya. Kemudian ada yang lain
berkata: Saya telah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: Siapa taubat sebelum tercabut
nyawa dari tenggoroknya maka Allah SWT memaafkan baginya."
Abul-Laits
Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin Mutharrif berkata: "Allah
SWT berfirman: Amboi, anak Adam berbuat dosa lalu minta ampun, maka Aku ampunkan
tetapi kemudian ia mengulangi dosanya lalu minta ampun, maka Aku ampunkan, amboi
kasihan, ia tidak dapat meninggalkan dosanya tetapi ia pula tidak putus harapan
dari rahmatKu, hai para MalaikatKu, Aku persaksikan kepada kamu bahawa Aku telah
mengampuni baginya."
Abul-Laits
Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Al-a'masy dari seorang dari Mughits
bin Sumai berkata: "Ada seorang pada ummat-ummat yang dahulu, ia selalu berbuat
maksiat, maka pada suatu hari ketika ia sedang berjalan, teringat pada perbuatan-perbuatannya
yang lalu, maka ia berdoa: Allahumma ghufranaka (Yang bermaksud) Ya Allah, aku harap
ampunanMu sebanyak tiga kali, mendadak ia mati, maka Allah SWT mengampuni baginya."
Muhammad
bin Ajlan dari Makhul berkata: "Saya mendapat keterangan bahawa Nabi Ibrahim
a.s. ketika diperlihatkan oleh Allah SWT alam malakut dilangit, ia melihat hamba
Allah dibumi yang sedang berzina, maka ia berdoa sehingga binasalah hamba itu, kemudian
ia melihat orang yang sedang mencuri, maka ia berdoa sehingga dibinasakan oleh Allah
SWT, lalu Allah SWT berkata kepadanya: "Ya Ibrahim, biarkan urusan hambaKu
kerana hambaKu itu diantara ia bertaubat maka Aku memaafkan atau akan melahirkan
turunan yang ibadat kepadaKu atau ia memang celaka, maka untuknya telah tersedia
jahanam untuk tempatnya dihari kemudian."
Abul-Laits
berkata: "Berita ini sebagai dalil bahawa seorang hamba bila bertaubat maka
Allah SWT menerima taubatnya dan mengampuninya, kerana itu seharusnya manusia tidak
putus harapan dari rahmat Allah SWT. Firman Allah SWT yang berbunyi: "Innahu
layaiasu min rauhillah illal qaumul kafirun." (Yang bermaksud) "Sesungguhnya
tidak akan patah dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir." Di lain ayat pula
berbunyi: "Wahuwalladzi yaqbalut taubata an ibadihi waya'fu annissanyyi ati."
(Yang Bermaksud): " Dialah Allah yang menerima taubat hamba-hambaNya dan memaafkan
perbuatan-perbuatan yang jelek (dosa): (Ash-Shuraa: 25). Maka seharusnya bagi seorang
yang sempurna akal bertaubat pada tiap waktu supaya tidak tergolong pada orang-orang
yang dalam derhaka, sebab seorang yang selalu bertaubat tidak dianggap selalu didalam
dosa meskipun ia mengulangi dosa itu sehari sampai tujuh puluh kali, sebagaimana
riwayat Abubakar Assidiq r.a dari Rasulullah SAW bersabda: "Tidak dianggap
terus menerus berbuat dosa orang yang selalu membaca istighfar (minta ampun) meskipun
ia mengulangi dalam sehari tujuh puluh kali. Rasulullah SAW juga bersabda: "Demi
Allah, sesungguhnya saya bertaubat kepada Allah tiap hari seratus kali."
Ali
bin Abi Talib r.a. berkata: "Saya bila mendengar langsung dari Rasulullah SAW
maka saya pergunakan dan bila diberitahu oleh lain orang maka saya sumpah jika ia
berani sumpah saya percaya. Abu bakar r.a berkata: "Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak seorang hamba yang berdosa kemudian ia wudhu dengan sempurna kemudian
solat dua rakaat dan membaca istighfar (minta ampun) kepada Allah melainkan diampunkan
oleh Allah baginya. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat (Yang berbunyi): "Wa
man ya'mal su'an yadh lim nafsa hu tsumma yas tagh firillah yajidillaha ghafura
rahiema. (Yang bermaksud): Dan siapa berbuat kejahatan atau aniaya pada diri sendiri
kemudian membaca istighfar (minta ampun) pasti akan mendapatkan Allah maha pengampun
lagi penyayang."
Dilain
riwayat Rasulullah SAW memperdengarkan ayat: "Walladzina idza fa'lahu fahisyatan
au dhalamu anfusahum dzakarullaha fastagh faru lidzu-nubihim, waman yagh firudzdzunuba
illa Allah, walam yashirru ala maa fa'alu wahum ya'lamun (135) Ula'ika jazaa'uhum
maghdiratun min rabbihim wa jannatun tajri min tahtihal anharu kholidina fiha wani'ma
ajrul amilin (136). (Yang bermaksud): "Dan mereka yang bila berbuat kekejian
atau zalim terhadap siri sendiri, langsung ingat kepada Allah lalu minta ampun dari
dosa mereka, mengerti benar-benar bahawa tiada yang mengampunkan dosa kecuali Allah,
dan tidak merahajalela dalam dosanya, sedang mereka mengetahui. Untuk mereka tersedia
pengampunan Tuhan dan syurga yang mengalir dari bawahnya beberapa sungai, kekal
mereka didalamnya, sebaik-baik pahala bagi yang beramal." (Al-Imran: 135-136)
Al-Hasan
Albashri berkata: "Nabi Muhammad SAW bersabda: " Ketika Allah SWT menurunkan
iblis laknatullah ia berkata: Demi kemuliaanMu, saya tidak akan melepaskan anak
Adam sehingga ia terpisah dengan rohnya, maka dijawab Allah SWT: Demi kemuliaan
dan kebesaranKu, Aku tidak akan menutupkan jalan taubat dari hambaKu sehingga rohnya
berada ditenggoroknya (hampir mati)."
Al-Qasim
meriwayatkan dari Abu Umamah Albahili r.a berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Malaikat
yang dikanan lebih kuasa terhadap malaikat yang dikiri, maka bila seseorang berbuat
kebaikan, langsung dicatat olehnya sepuluh hasanat dan apabila berbuat kejahatan
lalu akan ditulis oleh malaikat kiri, diperingatkan oleh yang dikanan, tahan dahulu
kira-kira enam atau tujuh jam, maka bila ia membaca istighfar (minta ampun) atau
dicatat apa-apa, dan jika tidak membaca istighfar, lalau dicatat satu kejahatan
(sayyi'at)."
Abul-Laits
berkata: "Ini sesuai dengan hadis (Yang berbunyi): "Atta'ibu minzda-dzanbi
kaman la dzanba lahu." (Yang bermaksud): "Orang yang taubat dari dosa
bagaikan tidak berdosa." Dilain riwayat pula berbunyi: "Sesungguhnya seorang
hamba jika berbuat dosa, tidak segera dicatat sehingga berbuat dosa yang lain, kemudian
jika berbuat dosa lagi, juga tidak ditulis sehingga berbuat dosa yang ketiga, maka
jika berkumpul lima dosa, sedang yang lima digantinya lima dosa itu. Maka disitu
iblis laknatullah menjerit: Bagaimana saya akan dapat membinasakan anak Adam, sedang
saya telah berusaha untuk menjerumuskan lima kali, tiba-tiba dibatalkan dengan satu
hasanat, maka hilang semua usahaku itu."
Shafwan
bin Assaal Almuradi r.a. berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Disebelah barat
ada pintu gerbang besar yang dibuat oleh Allah untuk pintu taubat lebarnya sekira
perjalanan 40-70 tahun, tetap terbuka dan tidak ditutup sehingga matahari terbit
dibarat." Said bin Almusayyab mengertikan ayat (Yang berbunyi): "Innahu
kaana awwabina ghafura." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah bagi orang
yang selalu kembali kepadaNya maha pengampun." Iaitu orang yang berdosa kemudian
bertaubat kemudian berdosa lagi dan bertaubat.
Seorang
ahli hikmah berkata: "Sifat orang aarif (yang menegnal Allah SWT) ada enam
iaitu:
Jika
ingat kepada Allah SWT maka dia berbangga.
Jika
ingat pada dirinya maka dia merasa rendah.
Jika
melihat ayat-ayat Allah SWT maka dia mengambil iktibar.
Jika
ingin bermaksiat maka dia menahan diri
Jika
ingat maafnya Allah SWT maka dia gembira
dan
Jika ingat dosa-dosanya maka minta ampun
Abul-Laits
meriwayatkan dengan sanadnya dari Azzuhri r.a berkata: " Pada suatu hari Umar
masuk kepada Nabi Muhammad SAW sambil menangis. maka ditanya:" Ya Umar, mengapakah
kau menangis?"
Jawabnya:
"Ya Rasulullah, dimuka pintu ini ada seorang pemuda telah membakar hatiku sambil
menangis."
Nabi
Muhammad SAW bersabda: "Ya Umar, masukkan dia kepadaku." Maka dimasukkan
sambil menangis dan ditanya Nabi Muhammad SAW: "Hai pemuda, apakah yang menyebabkan
kau menangis?"
Jawabnya:
"Ya Rasulullah, saya menangis kerana dosa-dosaku banyak sedang aku takut kepada
Tuhan yang Maha Perkasa sedang murka kepadaku."
Nabi
Muhammad SAW bertanya: "Apakah kau mempersekutukan Allah SWT, hai pemuda?"
Jawabnya:
"Tidak."
Nabi
Muhammad SAW bertanya lagi: "Apakah kau membunuh jiwa tanpa hak?"
Jawab
pemuda itu: "Tidak."
Sabda
Nabi Muhammad SAW "Maka Allah SWT akan mengampunkan dosamu walaupun sebesar
tujuh petala langit dan bumi dan bukit-bukit."
Jawab
pemuda itu: "Ya Rasulullah, dosa ku lebih besar dari langit, bumi dan bukit-bukit."
Nabi
Muhammad SAW bertanya: "Dosamu lebih ataukah Alkursi?"
Jawab
pemuda itu: "Dosaku lebih besar."
Nabi
Muhammad SAW bertanya lagi: "Dosamu lebih besar ataukah arsy?"
Jawab
pemuda itu: "Dosaku lebih besar."
Nabi
Muhammad SAW bertanya lagi: "Dosamu lebih besar atau maafnya Allah SWT?"
Jawab
pemuda itu: "Maafnya Allah SWT lebih besar."
Sabda
Nabi Muhammad SAW: "Sungguh tidak dapat mengampunkan dosa besar kecuali Allah
SWT yang Maha Besar, yang Maha Maaf dan AmpunanNya. Hai pemuda beritakan kepadaku,
apakah dosamu itu?"
Jawab
pemuda itu: "Jawabnya: "Saya malu dari engkau, ya Rasulullah."
Nabi
Muhammad SAW menekan: "Beritakan kepadaku apakah dosamu itu?"
Jawab
pemuda itu: "Ya Rasulullah, saya tukang gali kubur sejak tujuh tahun lalu dan
pada suatu hari saya menggali kubur gadis dari kaum Ansar dan setelah saya telanjangi
dari kafannya, saya tinggalkan tetapi tidak jauh bangkit hawa nafsuku, maka saya
kembali dan mensetubuhi mayat gadis itu hingga puas lalu saya tinggalkan, belum
jauh tiba-tiba gadis itu bangkit dan berkata: "Celaka kau hai pemuda, tidakkah
malu engkau dari Tuhan yang akan membalas pada hari pembalasan kemudian, bila tiba
masanya tiap orang zalim akan dituntut oleh orang yang dianiaya, kau biarkan saya
telanjang dan kau hadapkan aku dihadapan Allah sebagai orang janabat."
Nabi
Muhammad SAW mendengar keterangan itu segera bangkit bagaikan terdorong dari belakang
sambil berkata: "Hai fasik, alangkah layaknya engkau masuk neraka, keluarlah
dari sini."
Maka
keluarlah pemuda itu bertaubat kepada Allah SWT selama empat puluh hari dan pada
malam keempat puluh ia melihat kelangit sambil berkata: "Ya Tuhannya Nabi Muhammad,
Nabi Adam dan ibu Hawa, jika Engkau telah mengampunkan aku maka beritahulah kepada
Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya, jika tidak maka kirimkan pada aku api dari
langit dan bakarlah aku didunia ini, dan selamatkan aku dari siksa akihirat."
Maka turun malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan sesudah memberi salam ia
berkata: "Ya Muhammad, Tuhanmu memberi salam kepadamu."
Jawab
Nabi Muhammad SAW "Dialah Assalam, dan daripadanya salam kepadamu dan kepadaNya
segala keselamatan."
Jibril
berkata: "Allah bertanya, apakah kau menjadikan makhluk?"
Jawab
Nabi Muhammad SAW "Bahkan Allah yang menjadikan aku dan semua makhluk."
Lalu
ditanya: "Apakah kau memberi rezeki kepada mereka?"
Nabi
Muhammad SAWmenjawab: "Bahkan Allah memberi rezeki kepadaku dan mereka."
Kemudian
ditanya lagi: "Apakah kau memberi taubat kepada mereka?."
Nabi
Muhammad SAW menjawab: "Bahkan Allah memberi taubat kepadaku dan mereka."
Lalu
Jibril berkata Allah SWT berfirman: " Maafkanlah hambaKu itu kerana Aku telah
memaafkan padanya."
Maka
Nabi Muhammad SAW segera memanggil pemuda itu dan memberitahu padanya bahawa Allah
SWT telah menerima taubat kepadanya dan memafkannya."
Abul-Laits
berkata: "Seharusnya orang yang berakal memperhatikan kejadian ini dan mengerti
bahawa zina dengan yang masih hidup itu lebih besar dosanya daripada zina dengan
mayat. Juga harus bertaubat yang betul (sungguh-sungguh) sebagaimana pemuda itu
ketika taubatnya benar-benar maka Allah SWT memaafkannya."
Ibn
Abbas r.a ketika menerangkan ayat (Yang berbunyi): "Ya ayyuhal ladzina amanu
tubu ilallahi taubatan nashuha." (Yang bermaksud): "Hai orang yang beriman,
taubatlah kamu kepada Allah taubat yang nashuha (Sesungguh-sungguhnya)." Iaitu
menyesal dalam hati dan istighfar dengan lidah dan niat tidak akan mengulangi lagi
selamanya. Ada riwayat bahawa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Istighfar hanya
dengan mulut sedang tetap terus berbuat dosa bagaikan mempermainkan Tuhannya."
Rabi'ah
al-Adawiyah berkata: "Istighfar kami memerlukan kepada istighfar yang banyak,
iaitu istighfar dengan lidah sedang hatinya niat akan mengulangi perbuatan dosanya,
maka taubatnya ialah taubat orang yang dusta dan ini tidak bernama taubat sebab
syarat taubat ini ada tiga iaitu:
Menyesal
dalam hati
Istighfar
dengan lidah
dan
niat tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi.
Jika
demikian maka pasti Allah SWT mengampunkan baginya walau bagaimana besarnya dosa
itu sebab Allah SWT itu suka memaafkan pada hambaNya. Pernah terjadi pada suatu
masa dahulu raja Bani Israil diberitahu bahawa ada seorang ahli ibadah yang taat,
maka raja itu tertarik sehingga ia memanggil orang ibadat itu dan diminta supaya
suka menjadi sahabat raja dan sering datang keistana. Maka oleh orang ibadat itu
menjawab: "Tawaran tuan raja itu baik tetapi bagaimana andaikan pada suatu
hari saya bermain-main dengan babu raja, bagaimana tuan raja akan berbuat terhadap
aku?" Tiba-tiba raja itu menjadi marah dan berkata: "Hai pelacur, kau
berani berbuat itu didepanku?" Lalu ahli ibadat itu berkata: "Saya telah
mempunyai Tuhan yang sangat pemurah, andaikan saya berbuat tujuh puluh kali dosa,
nescaya tidak murka dan tidak mengusir aku bahkan tidak dikurangi rezekiku, maka
bagaimana saya akan meninggalkan pintu Tuhan dan pindah pada orang sudah marah kepadaku
sebelum aku bersalah, maka bagaimana kalau benar-benar engkau melihat aku telah
berbuat salah (dosa) itu." Kemudian dia keluar dari istana raja itu.
Abul-Laits
berkata: "Dosa ada dua macam iaitu dosa antara kamu dengan Allah SWT dan dosa
antara kamu dengan semua manusia. Adapun antara kamu dengan Allah SWT maka syarat
taubatnya ada tiga iaitu:
Menyesal
dalam hati
Istighfar
dengan lidah
dan
niat tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi.
Maka
siapa yang melakukan tiga syarat ini, tidak bangun dari tempatnya melainkan sudah
diampunkan oleh Allah SWT kecuali jika ia meninggalkan salah satu fardhu yang diwajibkan
oleh Allah SWT maka tidak berguna taubatnya selama belum menyelesaikan kewajipan
terhadap dirinya itu, lalu menyesal dan istghifar. Adapun dosa yang terjadi antaramu
dengan sesama manusia maka selama mereka belum menghalalkan, maka tidak berguna
bagimu taubat."
Seorang
ulama tabi'in berkata: "Adakalanya seorang yang berdosa, selalu teringat akan
dosa dan menyesal serta minta ampun sehingga ia masuk syurga, sehingga syaitan laknatullah
mengeluh: “Celaka diriku, andaikan aku tahu nescaya tidak aku jerumuskan ia kedalam
dosa itu."
Abubakar
Alwasithi berkata: "Sabar tidak keburuan dalam segala perbuatan itu baik kecuali
dalam tiga macam iaitu:
Ketika
tiba waktu solat maka harus segera dilaksanakan
Ketika
kematian harus segera diselesaikan dan dikuburkan secepat mingkin dan
Ketika
akan taubat dari dosa maka jangan ditunda
Seorang
Hakiem berkata: "Taubat seseorang akan ternyata dalam empat macam iaitu:
Jika
telah dapat mengendalikan lidahnya daripada dusta, ghibah dan kata-kata yang tidak
penting baginya
Jika
sudah tidak ada rasa hasud, dengki, iri hati terhadap semua manusia
Jika
telah menjauhi teman-teman yang busuk dan
Selalu
siap menghadapi maut, rajin dalam taat dan selalu istighfar menyesali dosa.
Seorang
Hakiem ditanya: "Apakah ada tanda bahawa taubat itu telah diterima?" Jawabnya:
"Ya, ada empat tanda iaitu:
Putus
hubungan dengan kawan-kawan yang tidak baik dan bersahabat dengan orang-orang solihin
Menghentikan
semua maksiat dan rajin melakukan taat
Hilang
rasa kesenangan kepada dunia kepada hatinya dan selalu ingat kesusahan akhirat
Percaya
pada jaminan Allah SWT dalam soal rezeki, lalu sibuk mengerjakan perintah Allah
SWT
Maka
bila terdapat semua sifat itu ia termasuk pada ayat yang berbunyi: "Innallaha
yuhibbuttawwabina wa yuhibbul metathahirin. (Yang bermaksud): "Sesungguhnya
Allah kasih pada orang yang taubat dan kasih pada orang yang suka bersuci."
Kemudian
ia berhak dari orang-orang empat macam iaitu:
Mereka
cinta kepadanya kerana Allah telah cinta kepadanya
Mereka
akan memeliharanya dengan selalu mendoakannya
Mereka
lupa terhadap dosa-dosanya yang lalu
Mereka
selalu mendekat dan membantu serta mendekatinya
Dan
Allah SWT akan memuliakannya dengan empat macam perkara iaitu:
Melepaskannya
dari dosa sehingga seolah-olah tidak pernah berdosa
Dicintai
Allah SWT
Dipeliharanya
dari gangguan syaitan laknatullah
Diamankan
dari rasa takut sebelum keluar dari dunia
Seperti
mana firman Allah SWT: "Tatanazzalu alaihimul malaikatu alla takhafu wala tahzanu,
waabsyiru bil jannatillati kuntum tu'adun." (Yang bermaksud): "Akan turun
kepada mereka malaikat yang memberitahu supaya jangan takut dan jangan susah dan
sambutlah khabar baik kamu akan masuk syurga yang telah dijanjikan untukmu."
Khalid
bin Ma'dan berkata: "Jika orang-orang yang taubat itu telah dimasukkan kesyurga
mereka bertanya: "Tidakkah Tuhan berjanji bahawa kami akan melewati neraka
sebelum masuk syurga?" Maka dijawab: "Ketika kamu melaluinya ia sedang
padam."
Alhasan
berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Ketika selesai melaksankan hukum rejam
terhadap wanita yang berzina sehingga mati, lalu mensolatkannya, ditegur oleh sebahagian
sebahat Rasulullah SAW: Ya Rasulullah, engkau yang menghukum rejam kemudian kamu
solatkannya?" Jawab Rasulullah SAW: Sungguh ia telah taubat yang andaikan ia
berbuat tujuh puluh kali seperti itu nescaya diampunkan Allah, yakni ia telah taubat
benar-benar dan taubat yang benar-benar itu pasti diterima meskipun bagaimana besarnya
dosa, tetap akan diampunkan."
Juga
diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bersabda: "Siapa yang mengejek seorang
mukmin kerana dosa, maka ia bagaikan yang mengerjakannya dan layak bila Allah menjerumuskannya
kedalam dosa itu. Dan siapa yang mengejek orang mukmin kerana suatu dosa, maka ia
tidak akan keluar dari dunia sehingga melakukan dosa itu dan terbuka rahsianya dimuka
umum sehingga merasakan malunya."
Abul-Laits
berkata: "Seorang mukmin tidak sengaja berbuat dosa sebab Allah SWT berfirman
: "Wa karraha ilaikumul kufra walfusuqa wal ishyan." (yang bermaksud):
"Dan Allah membencikan kepadamu kekafiran, kefasikan dan maksiat." Kerana
itu seorang mukmin tidak mungkin sengaja berbuat dosa tetapi boleh terjadi padanya
disaat ia lalai, tidak kuat menahan nafsu syahwat yang sedang meluap, kerana itu
tidak boleh dicemuhkan, jika ia telah bertaubat.
Ibn
Abbas r.a. berkata: "Jika seorang hamba taubat dan diterima oleh Allah SWT,
maka Allah SWT melupakan malaikat yang mencatat amal apa yang telah mereka tulis,
juga anggota badannya pun lupa apa yang pernah dilakukan dari dosa, juga Allah
SWT melupakan bumi dimana ia berbuat dosa diatasnya, supaya ia datang pada hari
kiamat dan tiada sesuatupun yang menyaksikan perbuatan yang pernah dilakukan itu.
Ali
bin Abi Thalib ra berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tertulis dikeliling
arsy sebelum dijadikan makhluk sekira empat ribu tahun: "Wainni laghaffarun
liman taba wa aamana wa amila shaliha tsumahtada. (Yang bermaksud): Sesungguhnya
Aku (Allah SWT) Maha Pengampun bagi siapa yang taubat dan beriman dan beramal soleh
dan mengikuti petunjuk."
Abil-Laits
meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata: "Nabi Muhammad SAW
menceritakan bab pintu taubat, lalu ditanya oleh Umar bin Alkhatab: "Apakah
pintu taubat itu, ya Rasulullah?"
Jawab
Nabi Muhammad SAW: "Pintu taubat itu dihujung barat, mempunyai dua daun pintu
dari emas bertaburkan mutiara dan yaqut, antara kedua tiang pintu itu sejauh perjalanan
empat puluh tahun bagi orang yang berkenderaan kencang (cepat) dan pintu itu tetap
terbuka sejak dijadikan Allah hingga malam yang akan terbit matahari pada paginya,
dan tiada seorang hamba yang taubat benar-benar melainkan masuk taubatnya dari pintu
itu.
Jawab
Rasulullah: "Ialah menyesal atas perbuatan dosanya dan niat tidak akan mengulangi
lagi, kemudian minta ampun kepada Allah SWT Kemudian matahari dan bulan terbenam
dipintu itu, lalu tertutup kedua daun pintu itu bagaikan tidak ada retaknya, maka
ketika itu tidak lagi diterima taubat dan tidak diterima amal yang baru sesudah
tertutup pintu itu, dan semua orang menurut keadaannya sebelum itu, jika ia baik
maka dilanjutkan kebaikannya, sebagaimana firman Allah SWT:Yauma ya'ti ba'dhu aayati
rabbika la yanfa'u nafsan imanuha lam takun amanat min qablu au kasabat fi imaniha
khaira. (Yang bermaksud): "Pada saat tibanya sebahagian ayat-ayat Tuhanmu,
maka tidak berguna bagi seseorang iman yang baru, bila tidak beriman sejak sebelumnya,
atau telah berbuat dimasa imannya dahulu kebaikan."
Abdullah
bin Mas'ud r.a. berkata: "Taubat nashuh itu ialah sesudah taubat tidak mengulangi
lagi, dan pintu taubat itu tetap terbuka dan diterima dari siapapun kecuali tiga
iaitu:
iblis
laknatullah iaitu induk semua kekafiran
Qabil
iaitu induk dari semua yang sial dan celaka dan
orang
yang membunuh nabi
Sedang
pintu taubat itu disebelah barat lebarnya kira-kira perjalanan emapt puluh tahun
tidak akan ditutup sehingga terbit matahari daripadanya (dari barat).
Abul
-laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a berkata Nabi Muhammad SAW
bersabda: "Taubat itu tergantung diudara, berseru siang malam tidak berhenti-henti:
Siapa yang akan menerima aku, tidak akan tersiksa dan keadaan itu selamanya, sehingga
matahari terbit dari barat, maka apabila matahari telah terbit dari barat, maka
ia terangkat."
Semua
keterangan ini menganjurkan supaya bertaubat dan siapa yang bertaubat akan diterima
taubatnya sebagaimana firman Allah SWT: "Wa tubu ilallahi jami'a ayyuhal mu'minun
la'allakum tuflihun." (Yang bermaksud): "Dan taubatlah kamu semua hai
orang-orang mukminun supaya kamu bahagia. Selamat dari siksaNya dan mencapai rahmatNya."
Sesungguhnya taubat itu pembuka dari segala kebaikan dan menyebabkan keselamatannya
dan kebahagiaan tiap mukmin. Allah SWT berfirman: "Ya ayyuhal ladzina amanu
tubu ilallahi taubatan nashuha, asa rabbukum an yukaffira ankum sayyiatikum, wa
yud khilkum jannatin tajri min tahtihal anharu." (Yang bermaksud): "Hai
orang-orang yang beriman, taubatlah kamu dengan sungguh-sungguh kepada Allah, semoga
Tuhan menghapuskan dosa-dosamu dan memasukkan kamu kesyurga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai." (At-Tahrim: 8)
Dan
ayat yang lain pula berbunyi: "Walladzina idza fa'alu fa hisyatan au dhalamu
anfusahum dzakarullaha fastaghfaru lidzunubihim, waman yaghfirudz dzunuba illallahu,
walam yashirru ala ma fa'alu wahum ya'lamun." (Yang bermaksud): "Dan mereka
yang bila berbuat dosa besar yang keji atau aniaya pada dirinya (berbuat dosa kecil),
lalu ingat kepada Allah dan minta ampun untuk dosanya, kerana tidak ada yang mengampunkan
dosa kecuali Allah, dan tidak tetap selalu berbuat dosa, sedang mereka mengetahui
akan dosa maksiat."(Al-Imran: 135)
Said
bin Abi Burdah meriwayatkan dari ayahnya dari neneknya berkata Nabi Muhammad SAW
bersabda: "Sesungguhnya saya membaca istighfar minta ampun dan taubat tiap
hari seratus kali." Dilain riwayat pula: "Hai manusia, taubatlah kamu
kepada Allah, maka saya bertaubat kepada Allah tiap sehari semalam seratus kali."
Apabila
Nabi Muhammad SAW beristighfar dan taubat tiap hari seratus kali, padahal telah
diampuni oleh Allah SWT semua dosanya yang lalu dan yang akan datang, maka bagaimana
kita yang belum mengetahui apakah diampunkan atau tidak? Apakah tidak selayaknya
taubat tiap waktu dan tidak berhenti-henti membaca istighfar.
Ibn
Abbas r.a. ketika mentafsirkan ayat yang berbunyi: "Bal yuridul insanu liyafjura
amamah." (Yang bermaksud): "Bahkan manusia itu mengutamakan dosanya dari
menunda-nunda taubatnya." Ia selalu berkata: "Kelak akan taubat sehingga
tibalah maut dalam keadaan yang sejelek-jeleknya ia mati."
Juwaibir
meriwayatkan dari Adhdhahhak dari Ibn Abbas r.a. berkata Nabi Muhammad SAW bersabda:
" Pasti akan binasa orang yang menunda-nunda (Yang selalu berkata kelak saya
akan taubat)."
Maka
seharusnya tiap manusia taubat pada tiap waktu sehingga bila tiba maut ia sudah
taubat, sedang Allah SWT telah berjanji dalam ayatNya: "Wahuwalladzi yaqbaluttaubata
anibadihi waya'fu anissayyi'at." (Yang bermaksud): "Dialah Allah yang
menerima taubat hambaNya dan memaafkan segala kesalahan (kejahatan) Yakni asalkan
bertaubat dan minta ampun, maka Allah akan mengampunkan.
Abdullah
bin Mas'uud r.a. berkata: "Siapa yang membaca: "Astaghfirullahal adhiem
alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atu bu ilaihi." (Yang bermaksud)
Saya mohon ampun kepada Allah yang maha agung, yang tiada Tuhan kecuali Dia, yang
hidup berdiri sendiri mengatur makhlukNya dan bertaubat kepadaNya." sebanyak
tiga kali maka akan diampunkan semua dosa-dosanya meskipun sebanyak buih dilaut.
Ayyub
meriwayatkan dari Abu Qabilah berkata: "Ketika Allah SWT mengutuk iblis laknatullah
maka ia minta ditunda, maka Allah SWT meluluskan permintaannya, maka iblis laknatullah
berkata: "Demi kemuliaanMu, aku tidak akan keluar dari dada hambaMu sehingga
keluar rohnya. Dijawab Allah SWT: "Demi kemuliaan dan kebesaranKu, tidak akan
aku tutup pintu taubat pada hambaKu sehingga keluar rohnya." Maka perhatikan
bagaimana kasih rahmat Allah SWT pada hambaNya, tetapi menamakan mereka orang-orang
mukminin sesudah mereka berdosa sebagaimana ayat 31, surah Annur: "Wa tubu
ilallahi jami'a ayyuhal mukminun la'allakum tuflihun." (Yang bermaksud): "Dan
taubatlah kamu semua kembali kepada Allah, hai orang-orang mukminin supaya kamu
untung selamat dan bahagia."
Dan
Allah SWT menyatakan kasih kepada orang yang bertaubat didalam ayat: "Innal-laha
yubih buttawwabina wayuhibbul mutathahhirin." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya
Allah kasih sayang kepada orang yang taubat dan suka pada orang yang bersuci."
Rasulullah
SAW bersabda: "Atta'ibu minadzdzanbi kaman ladzanba lahu." (yang bermaksud):
"Orang yang taubat dari dosa itu bagaikan orang yang tidak berdosa."
Ali
bin Abi Thalib r.a. diberitahu oleh orang: "Saya telah berbuat dosa."
Ali
berkata: "Taubatlah kepada Allah SWT kemudian jangan kau ulangi."
Lalu
orang itu berkata: "Saya telah taubat tetapi saya ulangi lagi."
Ali
berkata: "Taubatlah kepada Allah SWT kemudian jangan kau ulangi lagi."
Orang
itu bertanya: "Sampai bilakah?"
Jawab
Ali r.a.: "Sehingga syaitan laknatullah yang kecewa dan menyesal."
Mujahit
ketika menerangkan ayat: "Innamattaubatu alallahi lilladzina ya'malunassu'a
bijahalatin tsumma jatubuna min karib." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya
taubat itu terhadap mereka yang berbuat dosa dengan kebodohan kemudian bertaubat
tidak lama." (An-Nisa: 17)
Mujahid
berkata: "Asalkan belum mati, maka ia bererti segera dan tidak lama."
Abuhurairah
r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: "Jika seorang berbuat dosa lalu berkata:
"Ya Tuhan, saya telah berbuat dosa maka ampunkan bagiku. Allah SWT menjawab:
"HambaKu telah berbuat dosa, tetapi ia sedar mengetahui bahawa ia mempunyai
Tuhan yang dapat mengampunkan atau menuntut dosanya maka Aku ampunkan baginya."
Ini
kerana kehormatan Rasulullah SAW Sedang pada ummat-ummat yang dahulu jika berbuat
dosa maka diharamkan apa yang tadinya halal dan bila seorang berbuat dosa maka langsung
dipintu rumahnya ada keterangan Fulan bin Fulan telah berbuat dosa atau dibadannya.
Dan cara taubatnya harus berbuat sebegini. Bagi ummat Rasulullah SAW dimudahkan
dengan: "Waman ya'mal su'an au yadh nafsahu tsumma yastagh firillaha yajidil-laha
ghafura rahiema." (Yang bermaksud): "Dan siapa yang berbuat dosa atau
kesalahan bagi dirinya, kemudian minta ampun kepada Allah, tentu ia mendapatkan
Allah maha pengampun lagi penyayang." Keran itu maka tiap muslim harus bertaubat
kepada Allah SWT tiap pagi dan petang. Mujahid berkata: "Orang yang tidak bertaubat
tiap pagi dan petang maka termasuk orang yang zalim (aniaya) terhadap dirinya sendiri.
Sebagaimana wajib juga menjaga solat lima waktu sebab Allah SWT menjadikan solat
lima waktu itu sebagai penyuci dosa-dosa kecil yang terjadi sehari-hari dan tidak
terasa."
Alqamah
dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata: "Seorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata:
"Ya Rasulullah, saya tadi bertemu wanita dalam kebun, maka saya peluk dan saya
berbuat padanya segala sesuatu hanya tidak saya zina." Rasulullah SAW diam
sejenak kemudian turunlah ayat yang berbunyi: "Wa aqimis solata tharafayinnahari
wa zulafa minallahi, innal hasanati yudz hibnassayyi'at, dzalika dzikra lidzdzakirin."
(Yang bermaksud): "Tegakkan solat pada waktu siang dan malam, sesungguhnya
amal kebaikan itu dapat menghapuskan sayyi'at kejahatan (dosa), ini sebagai peringatan
bagi orang-orang yang sedar taubat (bagi orang yang akan bertaubat " (Hud:
114). Maka dipanggil oleh Rasulullah SAW dan dibacakan ayat itu padanya, Umar r.a.
bertanya: "Ya Rasulullah, apakah khusus buat dia sendiri atau umum buat semua
manusia?" Jawab Rasulullah SAW: "Bahkan umum buat semua orang."
Abul-Laits
meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu hurairah r.a berkata: "Pada suatu malam
sesudah solat bersama Rasulullah SAW saya keluar, tiba-tiba saya bertemu dengan
seorang wanita yang kudung berdiri ditengah jalan, lalu ia berkata: "
Hai
Abu hurairah, saya telah berbuat dosa yang sangat besar, apakah ada jalan untuk
taubat?"
Saya
bertanya: "Apakah dosamu?"
Jawabnya:
"Saya telah berzina sehingga mendapat anak lalu sayu bunuh anak itu."
Abu
Hurairah r.a berkata: "Celaka kau dan telah membinasakan, demi Allah, tiada
jalan untuk taubat."
Maka
ia menjerit sehingga pensan, lalu saya tinggalkannya, akan tetapi timbul perasaanku:
Saya memberi fatwa padal Rasulullah SAW masih hidup ditengah-tengah kami, dan pagi
harinya saya telah pergi berjumpa dengan Rasulullah SAW dan berkata: "Ya Rasulullah,
semalam saya diminta fatwa dalam hal ini dan saya fatwakan kepadanya begini."
Rasulullah
SAW bersabda: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Demi Allah hai Abu
hurairah, engkaulah yang binasa dan membinasakan, dari manakah engkau hai Abu hurairah?."
Dari ayat: "Walladzina layad'una ma Allahi ilaha akhara wala yaqtulunnafsal
lati har-ramallahu illa bilhaqqi wala yaznuna, waman yaf'al dzalika yalqa atsama,
yudha'af lahul adzabu yaumal qiyamati wayakhludz fihi muhana, illa man ta ba wa
amana wa amila amalan shaliha fa ula'ika yubaddilullahu sayyi'atihim hasanat, wakanallahu
ghafura rahima." (Yang bermaksud): "Dan mereka yang tidak menyeru kepada
Tuhan yang lain selain Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali
dengan hak dan tidak berzina dan siapa yang melakukan semua itu mendapat dosa, bahkan
akan dilipat gandakan siksa mereka, dan kekal dalam siksa itu hina dina kecuali
orang yang taubat, beriman dan melakukan amal yang soleh, maka untuk mereka Allah
akan menggantikan semua dosa-dosa mereka dengan kebaikan dan adanya Allah maha pengampun
lagi pengasih." (Alfurqan: 68-70)
Maka
saya segera keluar berjalan dikota Madinah sambil bertanya-tanya: "Siapakah
yang dapat menunjukkan aku pada wanita yang tadi malam minta fatwa kepadaku mengenai
soal ini dan itu, sehingga anak-anak mengatakan: "Abuhurairah telah."
Sehingga pada malam harinya saya bertemu dengan wanita itu ditempat yang kelmarin
itu, maka segera saya terangkan kepadanya apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW
bahawa ia dapat bertaubat, maka ia menarik nafas besar kerana ia gembira lalu berkata:
"Hai Abu Hurairah, saya mempunyai sebuah kebun dan kini saya sedekahkan untuk
orang-orang miskin sebagai penebus dosa saya." Sesungguhnya seorang hamba jika
taubat, maka semua dosa-dosanya yang lalu itu berubah menjadi kebaikan hasanat.
Demikian pengertian ayat 70 surah Alfurqan itu.
Ibn
Mas'ud r.a. berkata: "Pada hari kiamat jika seorang hamba melihat dalam suratan
amalnya pada permulaannya ada maksiat dosa, lalu diakhirnya hasanat kebaikan, lalu
diulang dari mulanya, tiba-tiba terlihat semuanya hasanat kebaikan. Demikian pula
riwayat Abu Dzar Alghifari r.a. dari Rasulullah SAW serupa dengan ini dan inilah
ertinya: "Allah mengganti dosa-dosa mereka dengan hasanat."
Sebenarnya
tidak ada dosa yang lebih besar dari kekafiran tetapi Allah SWT berfirman: "Qul
lilladzina in yantahu yugh far lahum maa qad salafa." (Yang bermaksud): "Katakanlah
kepada orang-orang kafir: Jika kamu menghentikan kekafiran, maka akan diampunkan
bagi kamu apa-apa yang telah lalu."
Alhasan
berkata Rasulullah SAW bersabda: " Andaikan seorang itu berbuat dosa sehingga
memenuhi apa yang diantara langit dan bumi, kemudian taubat nescaya Allah SWT mengampunkannya."
Abu
Yazid Arraqqasyi berkata: "Ketika Abu Hurairah r.a berkhutbah diatas mimbar
Rasulullah SAW berkata: "Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Adam
adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah pada hari kiamat. Allah menyatakan
alasan udzurnya tiga macam iaitu:
Hai
Adam, andaikan Aku tidak mengutuk orang-orang yang dusta dan membenci dusta serta
mengancam siksa atasnya dan telah menjadi putusanKu akan mengisi penuh neraka jahannam
dengan jin dan manusia semuanya, nescaya Aku memberi rahmat kepada turunanmu semua
pada hari ini.
Hai
Adam, sungguh Aku tidak menyiksa turunanmu dengan api neraka kecuali orang yang
Aku ketahui bahawa sekiranya Aku kembalikan ia kedunia pasti ia akan kembali kepada
kejahatannya dan tidak bertaubat.
Hai
Adam, Aku jadikan kau sebagai hakim antaraKu dengan anak cucumu, berdirilah kau
didekat timbangan, perhatikan apa yang terlihat padamu dari amal, maka siapa yang
lebih berat amal kebaikannya meskipun hanya seberat semut, maka ahli syurga, supaya
kau ketahui bahawa Aku tidak memasukkan kedalam neraka kecuali orang yang zalim.
Aisyah
r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: "Suratan amal itu tiga perkara iaitu
Suratan
amal yang diampunkan oleh Allah SWT
Suratan
amal yang tidak diampunkan oleh Allah SWT
Suratan
amal yang tidak ditinggalkan sedikitpun daripadanya
Adapun
yang tidak diampunkan oleh Allah SWT, maka syirik mempersekutukan Allah SWT. Allah
SWT berfirman: "Innahu man yusyrik billahi faqad harrama Allah alaihil janna
ta wama'wahunnar." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan
Allah maka Allah akan mengharamkan padanya syurga dan tempatnya didalam neraka.
Adapun yang diampunkan oleh Allah maka dosa seseorang terhadap Allah antara dia
dengan Allah. Adapun yang tidak ditinggalkan sedikitpun maka dosa seseorang terhadap
sesama manusia maka harus dibalas dan dikembalikan tiap hak kepada yang berhak."
Abu
Hurairah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: "Tiap hak harus dikembalikan
kepada yang berhak pada hari kiamat sehingga diberi kesempatan bagi kambing yang
tidak bertanduk untuk membalas kambing yang bertanduk untuk menanduknya. Kerana
itu jika dosaku dengan sesama manusia, maka hendaklah diselesaikan dengan baik didunia,
adapun kalau antara dia langsung dengan Allah SWT, maka Allah SWT maha pengampun
lagi mudah memaafkan asalkan mahu bertaubat. Sebab tiap hak sesama manusia harus
dikembalikan, jika tidak dikembalikan didunia maka harus dibayar (diganti) dengan
hasanat kebaikan amal yang telah dilakukan pada hari kiamat.
Rasulullah
SAW bersabda: "Tahukah kamu siapakah yang bangkrup dari ummatku? Jawab sahabat:
"orang yang bangkrup itu ialah habis bersih harta kekayaannya dan belum terbayar
semua hutangnya sehingga tidak punya harta dan perkakas (perabut rumah).
Rasulullah
SAW bersabda: " Orang yang bangkrup dari ummatku ialah orang yang datang pada
hari kiamat dengan lengkap solat dan puasanya tetapi ia telah mencaci maki si ini
dan menuduh pada si itu dan makan harta si ini dan menumpahkan darah si itu, maka
semua orang yang telah habis hasanahnya sebelum terbayar semua orang yang dianiaya
itu dan ditanggungkan kepadanya, kemudian ia dilempar kedalam neraka."
Kami
mohon kepada Allah SWT semoga Allah SWT memberi taufiq untuk tetap pada taubat.
Muhammad
bin Sirin berkata: "Awaslah, jangan sampai kau berbuat kebaikan kemudian kau
tinggalkan, sebab tidak ada seorang yang taubat lalu kembali kepada dosanya beroleh
keuntungan. Kerana itu yang telah taubat hendaklah mengingati selalu pada dosanya,
seakan-akan dimuka matanya, supaya tetap bertaubat, banyak membaca istighfar dan
mensyukuri nikmat Allah SWT hanya kepadaNya dapat bertaubat, juga memikirkan apa
yang dijanjikan oleh Allah SWT daripada nikmat diakhirat bagi orang yang beramal
soleh, supaya rajin beramal soleh dan menjauhi dosa."
Zaid
bin Wahb dari Abu Dzar r.a. berkata: "Saya bertanya: "Ya Rasulullah, beritahukan
kepada kami apa yang tercantum dalam Suhuf Musa?" Rasulullah SAW berkata: "Didalamnya
ada enam kalimat iaitu:
Saya
hairan terhadap orang yang yakin adanya neraka, bagaimana ia dapat tertawa?
Saya
hairan pada orang yang yakin akan mati, bagaimana dapat bergembira?
Saya
hairan pada orang yang yakin akan adanya hitungan amal, bagaimana ia melakukan dosa?
Saya
kagum pada orang yang percaya pada takdir (ketentuan Allah SWT), bagaimana ia bersusah
payah?
Saya
kagum pada orang yang melihat segala perubahan dunia, bagaimana ia condong kepadanya?
Saya
ajaib pada orang yang yakin pada syurga, bagaimana ia tidak berbuat baik?
La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah.
Pada
suatu hari Abdullah bin Mas'ud r.a berjalan-jalan dikota Kufah, tiba-tiba bertemu
dengan orang-orang fasiq sedang berkumpul minum khamar dan ada penyanyinya bernama
Zadan. Ia memukul rebana sambil bernyanyi dengan suara yang merdu. Abdullah bin
Mmas'ud berkata: "Alangkah merdunya suara itu andaikan digunakan untuk membaca
Al-Quran." dan Abdullah terus berjalan. Tiba-tiba Zadan terdengar apa yang
dikatakan oleh Ibn Mas'ud itu lalu ia bertanya kepada orang-orang: "Siapakah
orang itu?" Dijawab oleh orang-orang: "Itu Ibn Mas'ud, sahabat Rasulullah
SAW." Lalu ia berkata apakah?" Tanya Zadan. Jawab orang-orang itu: "Ia
berkata, alangkah merdu suara itu andaikan digunakan untuk membaca Al-Quran.".
Perkataan itu benar-benar meresap dalam hati Zadan sehingga segera ia berdiri dan
membuang rebana yang ada ditangannya lalu lari mengejar Ibn Mas'ud dan mengikat
saputangan dilehernya sendiri sambil menangis dihadapan Ibn Mas'ud, maka dipeluk
oleh Abdullah bin Mas'ud dan bersama-sama menangis, kemudian Abdullah bin Mas'ud
berkata: "Bagaimana saya tidak akan sayang pada orang yang disayangi Allah
SWT" Lalu ia tetap taubat dan selalu mendekati Abdullah bin mas'ud untuk belajar
ilmu Al-Quran sehingga menjadi orang alim yang banyak meriwayatkan hadis dari Abdullah
bin Mas'ud r.a.
Abul
Laits berkata: "Saya mendapat cerita dari ayahku, bahawa dimasa Bani Iisrail
dahulu ada seorang wanita pelacur yang sangat cantik dan ia selalu duduk diatas
bangku didalam rumah yang selalu terbuka pintunya, sehinggakan tiap orang yang berjalan
dimuka pintunya pasti tertarik kepada kecantikannya dan siapa yang akan masuk diharuskan
membayar sepuluh dinar. Maka pada suatu hari ada ahli ibadat berjalan dimuka pintunya
dan ketika menoleh kedalam pintu terlihat olehnya kecantikan wanita itu yang sedang
duduk dibangkunya, maka ia sangat tertarik pada wanita itu, tetap ia berdoa semoaga
Allah SWT menghilangkan kerisauan hatinya yang selalu teringat pada wanita itu.
akan tetapi oleh kerana perasaan hatinya tidak hilang akhirnya ia berusaha mencari
wang sehingga terpaksa menjual beberapa kainnya dan setelah terkumpul sepuluh dinar
ia datang kemuka pintu itu tetapi oleh wanita pelacur itu disuruh menyerahkan wangnya
kepada wakilnya dengan janji supaya ia datang pada waktu yang ditentukan. Maka tepat
pada waktunya ia datang, sedang wanita itu telah berhias dan duduk menantikannya
diatas ranjangnya, maka masuklah orang abid itu dan duduk bersama wanita itu diatas
ranjang dan ketika sedang menghulurkan tangan pada wanita itu, tiba-tiba ia teringat
bahawaAllah SWT sedang melihatnya dalam perbuatan yang haram, yang mungkin akan
menggugurkan semua amal perbuatan ibadat yang telah lalu itu, seketika itu juga
ia gementar dan pucat mukanya, maka ditanya oleh wanita itu: "Mengapa kau berubah
pucat, terkena apakah engkau?"
Jawabnya:
"Saya takut kepada Tuhanku kerana itu izinkan aku keluar."
Wanita
itu berkata: "Celaka kau, banyak orang ingin mendapat seperti kau ini, maka
apakah yang menyebabkan kau begini?"
Jawabnya:
"Saya takut kepada Allah SWT, sedang wang yang sudah saya berikan kepadamu
itu halal, izinkan saya keluar dari sini."
Maka
ditanya: "Apakah engkau belum pernah berbuat begini?"
Jawabnya:
"Belum pernah."
Lalu
ditanya: "Siapa namamu dan dari manakah engkau?"
Lalu
diberitahu nama dan tempat daerahnya, lalu diizinkan keluar, maka keluarlah abid
itu dari tempat itu sambil menangis dan melatakkan tanah diatas kepalanya, sehingga
terpengaruh wanita itu ketika melihat abid itu menangis dan berkata dalam hatinya:
"Ini orang pertama kali akan berbuat dosa sudah merasa takut sedemikian dan
saya berbuat dosa bertahun-tahun, padahal Tuhannya iaituTuhanku, maka seharusnya
aku lebih takut daripadanya."
Maka
sejak itu wanita itu taubat dan menutup pintu rumahnya dari segala orang, untuk
melakukan ibadat semata-mata, kemudian setelah ia ibadat, timbul perasaan dalam
hatinya: "Sekiranya saya pergi kepada iorang abid itu, kalau-kalau ia mahu
mengahwini aku sehingga aku dapat belajar agama darinya dan membantu saya dalam
beribadah." Lalu ia bersiap-siap membawa harta dan budak-budaknya sehingga
sampai kedusun si abid itu, dan ketika diberitahukan kepada abid itu ada wanita
mencarinya, maka keluarlah abid itu untuk menemui tamunya, dan ketika wanita itu
melihat abid itu segera ia membuka tudung mukanya supaya segera dikenal, tetapi
ketika abid itu melihat wanita itu, teringat akan kelakuannya dahulu, maka ia menjerit
sekuatnya sehingga mati ketika itu juga. Maka wanita itu tinggal sedih dan berkata:
"Saya ini datang kemari untuknya dan kini telah mati, apakah ada keluarganya
yang mahu kawin kepadaku?"
Dijawab:
"Ada saudaranya seorang soleh tetapi tidak punya apa-apa (miskin)."
Berkata
wanita itu: "Tidak apa sebab saya cukup harta." Maka dikawin oleh saudaranya
abid itu sehingga mendapat tujuh anak laki-laki yang kesemuanya menjadi nabi-nabi
Bani Israil. Wallahu a'lam.
Syarat
agar Taubat Kita Diterima Allah?
Taubat
itu baru dapat diterima oleh Allah apabila telah memenuhi syarat sebagai
berikut:
1.
Taubat tersebut dilakukan kerana Allah - Taubat kerana Allah itu adalah
taubat yang didasari bahwa hal itu kita lakukan kerana takut akan adanya azab
Allah dan kita menyedari adanya perintah Allah bahwa apabila kita melakukan
dosa harus segera bertaubat.
2.
Serik dan menyesal dengan apa yang diperbuat dan tidak melakukan lagi - "Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui."
(Ali-Imran: 135)
3.
Mengiringi dengan amal baik - "… kecuali mereka yang telah bertaubat dan
mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah
Aku menerima taubatnya dan AkulahYang Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang." (Al-Baqarah: 160). Dengan banyak melakukan banyak amalan soleh,
maka akan dapat menutupi dosa kita dan Allah akan menerima taubat kita.
4.
Jika kita punya dosa yang berhubungan dengan manusia, ia harus menyelesaikan
urusannya dengannya dengan meminta maaf atau halalnya atau mengembalikan apa
yang harus dikembalikan.
Kita
menyedari bahwa Allah adalah Tuhan kita Yang Maha Pemaaf, Maha Pengampun, dan
Maha Penerima Taubat. Maka sudah sepantasnyalah kita harus menjadi orang yang
suka minta maaf (apabila berbuat salah) dan suka memaafkan (kesalahan orang
lain).
Apa yg mesti dia lakukan.. krna akhir2 ini dia selalu gelisah krna mengingat dosa2 yg lalu yg pernah dia perbuat, karna dia takut ketika nanti mati dia blm diampuni Allah, dan dia takut akan azab Allah apabila tdk dpt ampunan Allah.. dia sudah bertaubat namun dia takut apakah nanti dosa2nya itu tetap di balas di akhirat kelak.. sdg dia merasa dosanya itu sgt lah besar.. yaitu dahulu dia suka melakukan zinah.. mohon
1 comment:
Apa yg mesti dia lakukan.. krna akhir2 ini dia selalu gelisah krna mengingat dosa2 yg lalu yg pernah dia perbuat, karna dia takut ketika nanti mati dia blm diampuni Allah, dan dia takut akan azab Allah apabila tdk dpt ampunan Allah.. dia sudah bertaubat namun dia takut apakah nanti dosa2nya itu tetap di balas di akhirat kelak.. sdg dia merasa dosanya itu sgt lah besar.. yaitu dahulu dia suka melakukan zinah.. mohon
Post a Comment