Bismillahirrahmanirrahim.....
Mengingati
Allah itu adalah satu kewajipan, bukan pilihan. Namun ramai orang sering
tertanya-tanya, bagaimana untuk mengingati Allah sedangkan kita tidak pernah
melihat-Nya, tidak pernah mendengar-Nya dan tidak tahu bagaimana rupa Allah itu
sendiri. Alangkah sukarnya mengingati satu zat yang kita sendiri tidak dapat
untuk menggambarkannya.
Berbeza
pula dengan kekasih hati kita, dia punyai wajah yang kita suka, punyai sifat
yang kita sayang dan memiliki jasad yang kita cintai. Dengan itu kita lebih
mudah menyayanginya, mencintai dan mengingatinya sepanjang masa. Tidak perlu
dibuat dan tidak perlu disuruh, ingatan dan rindu kepadanya hadir sendiri tanpa
sebarang paksaan.
Kerana
itulah apabila berlakunya perselisihan faham dengan kekasih, kita akan
menangis, sedih, terasa sepi dan hidup seolah-olah tiada ertinya lagi.
Sebaliknya apabila kita meninggalkan solat, terlupa untuk berzikir kepada
Allah, melakukan dosa dan menikmati kehidupan yang bahagia, tidak pula kita
terasa sedih dan menangis samada kerana takutkan dosa atau bersyukur atas
kurniaan-Nya.
Zalimkah
Kita Kerana Tidak Mampu Mengingati-Nya?
Benar!
Sangat zalim! Fikirkan kembali, siapa yang menghidupkan kita? Siapa yang
memberikan jasad kepada kita? Siapa yang memberikan rasa kasih sayang yang kita
curahkan pada kekasih kita itu? Siapa yang mewujudkan kekasih kita itu dalam
dunia ini? Siapa yang menjadikannya secantik itu? Siapa yang memberikan udara
yang sedang kita hirup sekarang? Siapa yang membenarkan kita berpijak pada bumi
ini? Siapa yang memberikan tenaga untuk menggerakkan setiap langkah kaki kita?
Siapa yang memberikan kita mata untuk melihat? Siapa? Siapa dan siapa???
Maka
cukuplah memberi alasan bahawa kita tidak dapat mengingati Allah kerana tidak
dapat menggambarkan Allah itu bagaimana. Lihat sahaja jasad yang kita miliki,
hidup yang kita lalui dan keindahan alam ini, semuanya adalah pemberian dari
Allah. Ingat saja kebesaran dan segala pemberian-Nya, maka kita akan
mengingati-Nya. Antara Firman Allah tentang kewajipan mengingati-Nya:
1).
“Kerana itu ingatlah kamu kepada-KU niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan
bersyukurlah kepada-KU, dan janganlah mengingkari (nikmat)-KU” (Surah Al
Baqarah (2): 152)
2).
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dandirikanlah sholat untuk mengingat Aku”. (Surah Taha (20): 14)
3).
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan solat pada hari
jumaat, maka bersegerahlah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli. Yang demikian itulebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Surah Al Jumuah
(62): 9)
Sebenarnya
tidak susah untuk mengingati Allah, hanya dengan bersyukur dan sentiasa ingat
bahawa semua yang ada dalam dunia ini adalah milik Allah. Bukan setakat sesuatu
yang berjisim tetapi nasib dan perjalanan hidup kita itu juga merupakan milik
Allah. Jika kita sedar diri, kita tidak akan rasa sombong dan tidak akan
menghadapi sebarang masalah lagi untuk melihat hidup ini dari kaca mata seorang
hamba-Nya. Sebaliknya jika kita melihat hidup ini seolah-olah diaturkan sendiri
oleh kita, hidup seseorang pula bergantung pada nasib dan semua yang berlaku
atas dunia ini adalah secara semulajadi, maka kita akan lupa kebesaran Allah.
Padahal tiada sesuatu pun atas dunia ini akan berlaku melainkan dengan
izin-Nya.
Mungkin
sekarang kita sedang membaca artikel ini, tetapi percayalah tanpa izin Allah kita
tidak akan dapat membaca artikel ini. Allah boleh pilih siapa yang akan membaca
dan siapa yang tidak akan membaca artikel ini. Justeru itu bersyukurlah dipilih
oleh Allah untuk membaca sesuatu yang ditulis untuk mengingati-Nya. Dan
‘syukur’ itu adalah satu cabang dari langkah-langkah untuk kita sentiasa
mengingati Allah. Allah telah berfirman dengan jelas dalam Al-Quran: “Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du: 28) Itulah
langkah yang paling baik untuk mendapat ketenangan dalam hidup. Dengan
mengingati Allah, si kaya akan merasa syukur, tidak berlagak, tidak sombong dan
sering menolong orang lain. Semua kekayaan miliknya dirasakan hanyalah sekadar
pinjaman. Semua adalah milik Allah. Manakala si miskin pula sentiasa redha.
Usaha diteruskan demi memperkukuhkan hidup, apa yang diperolehinya itulah
rezekinya. Hidupnya tenang, aman dan damai.
Orang
yang dizalimi pula merasa tenteram. Dirinya sedar semua itu adalah ujian dan
dia ada Allah untuk melindungi dirinya. Orang yang dijulang pula merasa rendah
diri. Kurniaan Allah kepadanya membuatkan dirinya diangkat tinggi oleh
masyarakat. Namun dirinya sedar semua itu adalah hak Allah, dia cuma
meminjamnya untuk memimpin masyarakatnya ke arah kebaikan. Tapi bagaimana untuk
mewujudkan keyakinan bahawa semua ini adalah milik Allah? Tak kenal maka tak
cinta. Untuk mengenal Allah tidak sama seperti kita mengenal manusia. Allah itu
Tuhan yang Maha Esa. Tidak boleh dipandang dan dibuat andaian tentang jasad dan
kekuasaan-Nya. Jika ingin mendekati seorang raja terdapat pelbagai adab dan
tertib, maka untuk mengenali Raja kepada semua raja dan Tuhan seluruh alam
sudah tentulah terdapat adab dan tertib yang lebih sempurna. Hati kita perlu
dilatih untuk yakin dan sentiasa mengingati-Nya. Antara latihan yang perlu kita
lakukan ialah:
Zikrullah
- Berzikirlah kepada Allah sepanjang masa. Setiap detik apabila kita
keseorangan, sewaktu tidak bercakap atau dalam keadaan apapun, sebutlah di
dalam hati ‘Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar’. Ini adalah latihan seumur
hidup. Pada awalnya mungkin kita akan sentiasa terlupa untuk sentiasa
menggetarkan hati menyebut kalimah-kalimah ini, tetapi setelah lama kita
amalkan, InsyaAllah kita akan rasa bersalah dan sedih apabila meninggalkannya.
Solat
- Sesiapa yang tidak meninggalkan solat dalam keadaan apapun pasti akan resah
gelisah apabila sekali tertinggal amalan wajib ini. Sebaliknya siapa yang acuh
tak acuh menunaikannya akan leka dengan dunia. Jangan salahkan Allah jika kita
tidak berjaya mengingati-Nya sedangkan kita sendiri sambil lewa saja
mengamalkan perintah-Nya. Bagi mereka yang cinta kepada Allah, tentunya
sentiasa seronok menunaikan solat. Malah ditambah pula dengan amalan
solat-solat sunat yang lain.
Membaca,
Mempelajari dan Mengamalkan Al-Quran. - Al-Quran adalah kalam Allah, tidak ada
perkara yang paling dekat antara kita dengan Allah melainkan Al-Quran. Jika
kita tidak menghampiri Al-Quran dengan membaca, mempelajari dan mengamalkan apa
yang disarankan di dalamnya, apa lagi bukti kita ingin mengingati Allah?
Bersyukur
dan Yakin Dengan Pertolongan Allah - Rasa syukur itu hadir apabila kita yakin
dengan kekuasanan Allah. Yakin semua yang kita ada dalam dunia ini adalah milik
Allah. Jika keyakinan itu masih kurang, maka pedulikanlah rasa itu, teruskan
dengan rasa yakin itu biarpun kadang-kadang terasa gundah. Hati kita perlu
dilatih. Keyakinan yang goyang itu hadir dari syaitan semata-mata. Abaikan
hamba Allah yang derhaka itu.
Renung
Tanda-Tanda Kebesaran Allah - Dunia ini sudah cukup luas dan menakjubkan untuk
kita merenung dan meneliti kehebatan dan kebesaran Allah. Sesekali lihatlah
keindahan alam. Tak perlu keluar rumah, dalam internet seperti youtube pun
boleh tengok video-video kebesaran Allah. Tonton, renungkan dan hayatilah
kesemua video-video yang baik itu.
Allah
tidak akan sesekali mengabaikan orang yang ingin mendekati-Nya. Selangkah kita
cuba mendekati Allah, seribu langkah Allah akan menghampiri kita. Namun rasa
hampir itu hanya wujud dalam hati dan ia hanya dapat dirasai antara kita dengan
Allah. Alangkah bahagianya jika seseorang berhasil meraih dan menggapai cinta
Allah SWT. Sebab, bila seseorang berhasil mendapatkan cinta Allah, maka
hidupnya akan dituntun dan dibimbing oleh Allah SWT. Allah akan membimbing
penglihatannya tatkala dirinya melihat; Allah akan membimbing pendengarannya,
manakala ia mendengarkan. Sebaliknya, betapa menyakitkan bila kita merasa
mencintai dan dicintai oleh Allah, akan tetapi cinta kita hanya bertepuk
sebelah tangan. Kita merasa mendapatkan kecintaan Allah, akan tetapi sebenarnya
kita tidak pernah mendapatkan kecintaan dari Allah SWT.
Betapa
banyak orang sibuk mengerjakan perbuatan-perbuatan tertentu untuk mendapatkan
kecintaan dari Allah SWT. Ada diantara manusia yang menyendiri di tengah hutan,
jarang makan-minum, bahkan mandi; menjauhi anak-isterinya dan sanak
keluarganya. Ia beranggapan bahwa dengan cara ini ia akan mendapatkan kecintaan
dari Allah SWT. Kita juga menyaksikan ada diantara manusia yang melakukan
ritual-ritual tertentu untuk mendapatkan kecintaan dari Allah SWT. Ada yang
berpuasa tiga hari tiga malam tanpa putus-putus; bahkan ada yang sampai 40 hari
40 malam. Ada pula yang sibuk membaca kalimat-kalimat dzikir, mengunjungi
kuburan para nabi dan wali, membaca riwayat hidup Rasulullah SAW, dan
sebagainya.
Akan
tetapi, apakah dengan cara-cara seperti itu mereka akan mendapatkan kecintaan
dari Allah SWT? Lalu, bagaimana cara kita meraih dan menggapai kecintaan dari
Allah SWT; agar cinta kita tidak bertepuk sebelah tangan dan tidak hanya
sebatas merasa mencintai Allah SWT, namun Allah sama sekali tidak mencintai
kita. Allah SWT telah memberikan petunjuk yang sangat jelas, bagaimana cara
mendapatkan kecintaanNya. Allah SWT telah berfirman: “Katakanlah: ‘Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs.
Ali-Imran [3]: 31).
Imam
Ibnu Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir menyatakan, “Ayat ini merupakan pembukti,
‘Siapa saja yang mengaku mencintai Allah SWT, namun ia tidak berjalan sesuai
dengan jalan yang telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW, maka orang tersebut
hanya berdusta saja. Dirinya diakui benar-benar mencintai Allah, tatkala ia
mengikuti ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW, baik dalam perkataan,
perbuatan, dan persetujuan beliau.” Jika teruji bahwa ia benar-benar mencintai
Allah, yakni dengan cara menjalankan seluruh ajaran Muhammad SAW, maka Allah
akan balas mencintai orang tersebut. Rasul SAW bersabda: “Barangsiapa
mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan maka perbuatan itu
tertolak.” [Muttafaq ‘alaihi].
Para
ahli hikmah telah menyatakan, “Perkara yang hebat bukanlah kamu [merasa]
mencintai Allah, akan tetapi, kalian benar-benar dicintai (oleh Allah SWT).” Imam
Hasan al-Bashriy pernah berkata, “Ada suatu kaum merasa bahwa mereka telah mencintai
Allah SWT, lalu, Allah SWT menguji mereka dengan firmanNya, “Katakanlah: ‘Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs.
Ali-Imran [3]: 31).Imam Ibnu Abi Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Aisyah
ra, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Bukankah agama ini adalah cinta dan
benci kerana Allah SWT?” Imam Ibnu Katsir juga menjelaskan, “Jika kalian
mengikuti sunnah Rasulullah SAW, maka kalian akan mendapatkan keberkahan hidup.”
Atas
dasar itu, jika kita hidup sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, maka kita pasti
akan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT, dan kita juga pasti akan mendapatkan
ampunan dari Allah SWT. Dari uraian Imam Ibnu Katsir di atas jelaslah bagi
kita, jika seseorang ingin meraih dan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT,
kita mesti berbuat dan berperilaku sesuai tuntunan Islam. Jika kita berjalan
sesuai dengan ajaran yang dibawa Muhammad SAW, tentu kita akan dicintai oleh
Allah SWT. Sebaliknya, meskipun kita merasa mencintai dan dicintai Allah SWT,
kita tidak akan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT, selama tidak berjalan
sesuai dengan ajaran Muhammad SAW.
Atas
dasar itu, kita tidak boleh membuat tatacara atau ritual tersendiri untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Ajaran ataupun ritual apapun yang tidak
dicontohkan oleh Rasulullah SAW tidak mungkin mengantarkan kita untuk meraih
cinta Allah SWT. Hanya dengan menjalankan ajaran Islam secara konsisten dan
konsekuen. Kita akan mendapat kecintaan dari Allah SWT. Jelaslah kini, hanya
ada satu cara untuk mendapatkan kecintaan dari Allah SWT; yaitu, selalu menjaga
keimanan dan berperilaku sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW.
Seorang yang mencintai Allah SWT akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
menerapkan aturan-aturan Allah SWT, baik yang berhubungan dengan masalah
ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Sayangnya,
saat ini kita tidak mampu lagi menerapkan aturan-aturan Allah SWT dikeranakan
tidak ada institusi yang menjaminnya. Penerapan syari’at Islam dalam bingkai
negara masih jauh di atas kenyataan. Padahal, penerapan syariat Islam secara
utuh dan menyeluruh merupakan bukti kecintaan kita kepada Allah, sekaligus
jalan pembuka untuk meraih cinta Allah. Bagaimana kita boleh merasa dicintai
Allah SWT sementara itu kita mencampakkan aturan-aturannya dan menerapkan
pranata-pranata kufur? Pastinya, bukan kecintaan yang kita dapat, akan tetapi
laknat dan kebencian yang akan kita sandang. Na’udzu billahi min dzaalik.
Dalam
sahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah; Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya
Allah jika mencintai seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata kepadanya:
Sesungguhnya Aku mencintai si Fulan maka cintailah ia. Lalu Jibril ikut
mencintainya, kemudian berseru di langit: Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan
maka cintailah ia. Lalu penduduk langit turut mencintainya, kemudian diturunkan
rasa cinta kepadanya di bumi. Dan jika Allah membenci seorang hamba, Ia
memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya Aku membenci si Fulan maka
bencilah ia. Lalu Jibril ikut membencinya, kemudian berseru di langit:
Sesungguhnya Allah membenci si Fulan maka bencilah ia. Lalu penduduk langit
turut membencinya, kemudian diturunkan rasa benci kepadanya di bumi."
11 comments:
Kesimpulannya berdasar PENGALAMAN akhi Ahmad Irshad, Yg simple & praktis mengingat Allah itu seperti apa & amalannya apa.
Apakah seperti mengingat sesuatu yg pernah saya miliki ...?
salam
Salam saudara, Ironinya bila kita terlalu sayang akan seseorang, apa saja yang kita lakukan pasti yang utama akan hadir diminda seseorang yg kita sayang itu, kalau boleh kita mahu apa saja mesti bersamanya kerana terlalu sayangkannya. Sabenarnya lebih mudah kita mengingati Allah, jauhi larangan dan ikut apa yang disuruh dan setaip saat jiwa, lidah dan minda kita tidak henti-henti mengingatinya dengan zikir, solat dan bersujud. Cintai Allah nescata Allah mencintai kita dan Allah meminta semua makhluk dibumi dan dilangit turut mencintai kita. Kan itu sesuatu yang indah
Assalamualaikum ,
Alhamdulillah , Allah bagi kekuatan kat sy untuk membaca artikel diatas .. Artikel yang sangat menginsafkan diri .
thanks...
ASSALAMUALAIKUM,.,.ARTIKEL YANG BERFAEDAH SEMOGA ARTIKEL INI BERGUNA UNTUK UMAT ISLAM,.,.AMIN..,
Maaf boleh saya menjawab menurut saya pribadi ? ? ...Menurut saya Tidak seperty mengingat sesuatu yg kita miliki,karena kalimat SESUATU itu bisa berbentuk dn bersifat terlihat .menurut ku secara singkat nya degan cara iklas akan segala sesuatu nya, berpikir positip, yakin akan ada nya allah swt , yakin dan percaya jika allah itu ada dlm hati membentuk ke adilan ,kesabaran,dn ke iklasan .
Maaf boleh saya menjawab menurut saya pribadi ? ? ...Menurut saya Tidak seperty mengingat sesuatu yg kita miliki,karena kalimat SESUATU itu bisa berbentuk dn bersifat terlihat .menurut ku secara singkat nya degan cara iklas akan segala sesuatu nya, berpikir positip, yakin akan ada nya allah swt , yakin dan percaya jika allah itu ada dlm hati membentuk ke adilan ,kesabaran,dn ke iklasan .
Terima kasih atas pendapat yang diberikan. Ironinya kelemahan manusia itu jelas apa lagi kemampuan yang terbatas. Cuma perbandingan bila kita mengingati seseorang maka apakah yg teristimewanya lantas kita mempu membayangkannya. Begitu juga Allah kita tidak mampu melihatNya maka KeagunganNya membuat kita rasa bersyukur atas nikmat yang tidak terbilang banyaknya..
Terima kasih kerana membuka mata saudara2 kita
artikelnya sangat berguna bisa membuka mata hati kita,,
salam,,
Barakallahu Fik
Post a Comment